Menu

Saturday, July 27, 2019

/
Assalammualaikum.Wr.Wb
Apa Kabar Sahabat Keluarga Nawra?

Laptop saya saat ini masih di tempat servis. Jadi ceritanya tempo hari, waktu pertengaha Juni. Si laptop hitam merek Compaq ini mendadak tidak bisa dihidupkan. Padahal saat itu dua hari lagi kami akan berangkat liburan ke Palembang. Lalu saya akan inkut Bimtek Fasilitator Literasi Baca Tulis di Pekanbaru. Yang mewajibkan untuk semua peserta membawa laptop masing-masing. 
Laptop ini yang bisa dibawa , kalo si hitam, laptop rumahan (foto KN)
Saya minta tolong ke tukang servis untuk memeriksa penyakit laptop ini. Memang ini bukan pentakit pertama. Namun, setiap datang di laptop selalu punya penyakit baru. Sebelumnya saya sudah mengganti layar dan keypadnya. Alhamdulillah dapat dari honor menulis di blog. Uangnya diwakafkan untuk alat tempur menulis, buat investasi di laptop.

Kata si tukang servis, laptopnya ditinggalkan saja, Nanti dia periksa dulu, apa penyakitnya. Mana masih suasana lebaran, jadi memang si abang tukang servisnya sedang sibuk halal-bi halal juga.

Saya mengecek keaadaan si laptop, via whatApp saja. Bertanya kondisinya bagaimana? Apakah bisa saya bawa ke Pelembang atau bagamana?

Dua hari kemudian, artinya menjelang satu hari, saya mendapatkan kabar, bahwa laptop belum bisa ditemukan penyakitnya apa dan butuh waktu agak lama untuk menemukan penyakit dan menyembuhkannya.

Yaah, sudahlah. Mau bagaimana lagi. Kondisi ini tidak bisa dipaksakan. Sedangkan waktu menuntut kepastian dan moment amu diciptakan. Saya memberitahu suami. Setelah mendengarkan cerita saya. Akhirnya suami meminjamkan kepada saya laptop Asus yang biasa Ia gunakan untuk bermain game. Jadilah si laptop putih Asus ini kami bawa ke Palembang, lalu nnati akan saya bawa ke Pekanbaru.

Eh, tenyata mouse wirelessnya ketinggalan di laptop si hitam. Akhirnya saya membeli mouse baru di Palembang. Sebab saya kurang nyaman jika bermain laptop tanpa mouse. Berasa ribet dan lama.

Singkat cerita, akhirnya selama di Palembang si laptop putih yang menemani. Saya gunakan untuk aktivitas menulis, ngeblog, membuat konten termasuk untuk booking kamar hotel, mencetak tiket pesawat dan aktivitas lainnya. 

Hanya saja, karena laptop ini cuma buat main game  tugas utamanya. Jadi di sini hampir tidak ada data, seperti koleksi foto-foto saya untuk postingan blog dan media sosial. Jadi saya harus donlot dulu dari Facebook atau dikirim dulu ke email atau ke Wa dari galeri handphone. Entah kenapa ketika disambungkan kabel data. Foto yang ada di handphone tidak mau ditransfer ke laptop. Jadi yah, kerjanya manual saja.

Sampai di Pekanbaru, Carger Ketinggalan

Jadi sore itu usai print tiket dan boarding pass, di rumah ayuk ipar. Saya lupa memasukkan carger laptop si Asus ini. Malamnya juga saat tiba di kamar hotel, saya tidak membuka laptop lagi. Sebab saya sudah samai di kamar hotel hampir jam sebelas malam. Saya hanya membersihkan gigi, mengganti baju dan menonton hingga saya tertidur. Tidak sempat lagi membuka si putih.

Lalu ketika tiba di lokasi acara, di hotel pangeran. Ternyata saya baru tahu, si carger ketinggalan. Saya memberitahu suami untuk menyelamatkan si carger. Supaya jangan sampai ketinggalan, tidak terbawa ke Bengkulu. 

Oh, ya yang ke Pekanbaru ini hanya saya saja, sedangkan suami dan anak-anak. Mereka usai acara pernikahan keponakan kami, pulang lagi ke Bengkulu.
Tadinya saya mau minta suami mengirimkan saja carger tersebut, tapi dilihat dari waktu sepertinya suami tidak ada waktu lagi karena akan pulang ke Bengkulu. Akhirnya saya menghubungi teman-teman FLP Pekanbaru untuk membantu saya mendapatkan carger KW saja. Kalo beli yang ori , harganya lumayan mahal. Habis dong honor saya di Pekanbaru nanti, ngak bisa buat beli oleh-oleh.

Hari itu cukup ribet, saya menghubungi bnayaks ekali toko komputer yang ada di sekitar jalan Sudirman di sekitaran hotel Pangeran. Ternyata tidak ada carger KW adanya yang ori. Seketika di siang itu, datang pertolongan dari salahs atu teman saya di FLP yang juga merupakan murid kelas menulis online saya. Beliau adalah Mba Siti. Siang itu dengan susah payah beliau datang menghampiri saya di hotel, untuk menyerahkan carger. Berkat bantuan dia , saya pun punya carger si putih. Memang saya bisa meminjam kepada peserta lainnya. Namun kami beda kamar, jadi ribet. Apalagi teman saya itu, laptopnya harus tercolok carger terus. Jadi saya kuatir juga kalo saya meminjam carger dia. Jadi keputusan untuk membeli yang Kw adalah tepat. Saya membeli carger ini seharga Rp.120.000,-

Mba Siti yang bantuin saya beli carger (foto KN)

Ternyata Mba Siti ini sedang hamil pula, saya jadi terharu sekali. Beliau mau membantu, ternyata dia juga membawa buku saya. Jadi judulnya beliau mau minta tanda tangan saya langsung di buku saya yang dibawanya. Duh, sweet sekali deh Mba Siti ini.

Usai dari Pekanbaru,saya kembali bertanya soal laptop saya itu.  Ternyata belum juga kelar. Sampai di sini, saya sebenarnya mulai nyerah. Di dalam laptop itu ada banyak file saya, terutama file naskah buku saya yang paling baru.

Tapi mau bagaimana lagi, semua memang sudah jalannya. Memang si hitam ini sudah saya pake sejak tahun 2009 yang lalu. Dia sudah cukup lama menemani saya. 

Sudah juga beberapa kali diservis, namun dia tetap bandel dan tetap bisa saya gunakan. Akan tetapi kerusakan kali ini memang waktunya sangat lama daripada kerusakan sebelumnya. Palingan hanya sepekan, setelah itu bisa on kembali seperti sedia kala.

Awal Mula Kenapa Bisa Rusak

Jadi bulan April yang lalu, rumah saya kebanjiran yang cukup parah. Kami menyelamatkan semua barang-barang ke tempat baru, kami mengungsi dulu di rumah Emak. Semua barang kami bawa, sebisa yang kami selamatkan. Termasuk di laptop ini. Jadi laptop ini ngetem dulu berhari-hari di pengungsian. Selama itu pula ia sering kami bawa kemana-mana. Kadang saya bawa juga ke kantor. Jadi si laptop ini keluar masuk dan posisinya sering berpindah-pindah.


Jadi saya baru ingat, pesan si tukang servis yang terakhir. Bahwa laptop ini tidak boleh sering-sering berpindah tempat. Lebih bagus lagi kalo tempatnya tidak berpindah-pindah. Misalnya menetap di meaj tertentu saja. Jadi kapan akan diperlukan, bisa digunakan di sana.

Si hitam, akhirnya harus bongkar mesin (foto KN)

Hal ini karena, sada bagian dari apatop tersebut yang istilah awamnya sudah goyang, jad mudah terjad gesekan atau copot. Jadi sebaiknya memang tidak dibawa-bawa apalagi diletakkan sembarangan. Hal ini dapat memicu kerusakan atau membuat laptop rusak.


Nah, sampai di sini saya paham, lalu saya pun memang melakukan hal tersebut. Sampai sebelum #banjirBengkulu itu datang. Si laptop sering berpindah-pindah dan akhirnya mati tidak bisa nyala sama sekali. Memang sama kayak hanya barang yang lainnya, ngak kuat lagi dibawa-bawa, harus standbye.

Begitulah ceritanya, saya baru ingat...

Ketika pak suami bertanya tentang kabar Laptop, saya hanya menjawab. Belum beres, masih diperbaiki. Sampai suatu petang, saya mendapat kabar. Bahwa laptop saya sudah ketemu penyakitnya apa. Lalu beliau pun memberi kabar mengenai biaya yang harus saya sediakan.

Jadi laptop ini rusaknya di chipset, jad harus dibongkar. Biaya sekitar Rp. 600.000. Wuih mahal juga yah, mana fee job transportasi online belum dibayar. Jadi gimana ini. Butuh laptop juga.

Saya langsung menjawab

Nego ya

Lalu hening tidak ada balsaan hingga dua hari kemudian. Saya pun hanya menunggu responnya. Sambil menunggu transferan masuk. Maklum ujung bulan, jadi butuh dana segar yang tidak menguras tabungan.

Lalu, masuk wa lagi dari si tukang servis

Jad itu laptop dia bawa ketempat temannya. Jadi si temannya hanya kasih di harga Rp.550.000,- . Rupanya alasan inilah, kenapa wa saya ngak langsung dibalas waktu iyu. Menunggu respon temannya dulu.

Yah, udah Rp. 500.000,- aja deh. Soalnya saya mau bayar Qurban

Tak lama, ada balasan lagi, mereka sepakat. Ditambah dengan embel-embel, supaya mereka juga dapat kecipratan pahala Qurban. Aamiin.

Iyah, benar saya memang sedang berniat berkurban atas nama Almarhum emak saya yang baru meninggal di awal April yang lalu. Beliau sebelum meninggal, tepatnya di lima hari sebelum meinggal. Emak sempat mengatakan keinginanya untuk berkurban. In sya Allah kami akan tunaikan kenginan belau tersebut. Biaya kurbannya Rp. 2.200.000,-. Kami baru mmebayarnya satu juta, jad masih butuh sekitar 1,2 juta lagi.

Sampai tulisan inis aya buat, si laptop belum juga balik lagi ke pangkuan saya. Masih dikerjakan. Rentang waktu ini saya manfaatkan untuk mengumpulkan uang agar bisa membayar ongkos buat laptop dan melunasi biaya kurban. Jadi dapat semuanya.

Kenangan Saya dengan Laptop

Memang sudah beberapa kali mengajukan proposal untuk mengganti laptop. Alasan suami selalu sama. Itu spek laptop sudah lumayan bagus dan tidak ketinggalan. Kalo masih bisa diservis ya diperbaiki saja. Daripada beli baru, belum tentu juga tahan dan speknya bagus dengan harga yang sama. Ini adalah laptop pertama saya yang dibeliin suami, kenangan juga banyak sekali.


Lagipula, itu biarlah jad laptop rumahan saja. Tidak perlu dibawa kemana-mana. Biar tetap awet dan tetap pada tempatnya. Seperti layaknya saya menemani kamu, Milda!

Si hitam yang udah jad laptop Rumahan (foto KN)
Wuiih, digombalin ama suami jadinya. Yah, udah satu hal yang saya ambil pesan dari suami. Ngak perlu beli baru kalo yang lama bisa diperbaiki. Seperti juga hubungan kami, ngak perlu mencari suami baru (eyaaa) kalo yang lama bisa diperbaiki. Belum tentu yang baru akans ama dengan yang baru!

Well, kapan nih si hitam akan kembali ke rumah. Semoga segera ya, sebelum awal bulan Agustus deh, Atau sampai saya ngumpulin uangnya deh. Biar sama-sama enak, ngak perlu ngutan.  

Terima kasih sudah berkunjung di blog Keluarga Nawra. Lain waktu datang lagi ya

Powered by Blogger.