
Asslammualaikum.Wr.Wb
Hai, apakabar semua sahabat #KeluargaNawra. Semoga selalu sehat dan alam lindungan Allah SWT yah. Tetap jaga protokol kesehatan dengan baik dan tertib sebab virus corona belum berakhir.
Oh, ya di zaman pandemi ini kita bisa mengakses banyak informasi dari berbagai platform digital. Oleh karena itu sebaiknya tetap juga waspada dan hati-hati agar tidak termakan hoak, kena penipuan atau keajhatan cyber lainnya.
Dimana pandemi ini juga yang akan kita lalui menuju tahun kedua, banyak aktivitas anak-anak usia sekolah yang dihabiskan di depan laptop dan smartphone. Lebih khususnya untuk smartphone ini adalah handphone dengan berbagai merek android. Selama pandemi, penjualan handphone cukup naik dan banyak dicari orang. Baik barang baru maupun barang bekas.
![]() |
Menulis dairy soal apa aja, bebaskan aja dulu |
Keluarga Nawra saja menambah satu buah handphone lagi selama pandemi ini. Untuk support kakak Nawra belajar daring, kebetulan awal pandemi ini tahun lalu. Pas kelas dua, si kakak dipulangkan dari pondok. Jadi belajar secara daring dari rumah.
Mengalihkan Aktivitas Anak Dengan Handphone
Mau tidak mau dengan kegiatan daring ini, tingkat aktivitas orang tua dan anak terhadap handphone semakin meningkat. Setiap hari pasti membuka dan menggunakan handphone, kecuali hari libur. Untuk melakukan kegiatan belajar, mengirim tugas dan berkomunikasi dengan pihak sekolah. Tugaspun banyak diberikan dala bentuk link video. Otomatis juga anak terpapar virus nonton yutub, hehehe. Kadang sudah menyimak pembelajaran, ia berselancar ke channel lain. Benarkan, ayah bunda!
Nah, untuk mengurangi kebiasaan anak akses handphone. Saya mengalihkan kegiatan harian mereka dengan belajar bahasa, mengambar- mewarnai, mengaji, mengahapal , membaca buku dan satu lagi yang akan saya bahas di sini adalah MENGAJAK ANAK NULIS DIARY.
Awal Pertama, Anak Tidak Paham
Awal pertama, ketika saya ajak Athifah menulis diary. Ia, terlihat bingung dan ingin tahu lebih banyak. Jadi saya pun, menjelaskan dengan bahasa yang sangat sederhana. Akan tetapi ia juga belum begitu paham.
Lalu suatu hari, kebetulan ada kesempatan keluar rumah bersama, saya ajak Athifah untuk membeli buku diary kecil. Yah, saya pikir dimulai dari yang kecil saja dulu. Nanti jika ia sudah mulai menulis. Bukunya penuh, ia bakal minta buku baru. Nah, baru saya berikan buku yang agak besar.
Saya bebaskan ia memilih bukunya , mau warna apa dan gambar apa. Saya ingat betul, buku diary pertama Athifah, saya beli dengan harga Rp 22.000 di salah satu toko fotokopian di daerah Kapung Bali dekat Kampus Universitas Muhammadiyah Bengkulu.
Waktu dibelikan, ia sangat senang dan berjanji akan menulis hal-hal penting di buku tersebut. Alhamdulillah, pancingan pertama kena nih.
![]() |
Buku diary pertama Athifah, seharga 22k |
Pancingan Untuk Anak Nulis Diary
Waktu di diary pertama, saya tidak memberikan tugas secara terbuka. Hanya mengajak ia menuliskan hal-hal penting di dalam bukunya.
Kebetulan saat itu, kai nonton bersama film Cinderella. Pada bagian ketika Ella pulang dari berdansa, malam itu ia mencatat semua kejadian di malam itu ke dalam buku diary. Tindakan Ella ini kemudian saya jadikan juga pemacu untuk Athifah menulis diary.
Pancingan melalui film sepertinya efektif juga, masuk nih sama Athifah.
Lalu, ia minta ijin apakah boleh menulis lagu di bukunya. Sebab ia lagi suka sekali dengan lagu-lagu bahasa Jepang. Supaya tidak lupa, ia ingin mencatat di buku diary. Saya perbolehkan, bahkan saya ijinkan juga jika ingin dihiasi. Biar terlihat keren.
Selang beberapa hari, ia juga minta bertanya apakah boleh menulis perkalian di buku diary. Saya perbolehkan. Yah, untuk awal saya biarkan ia menulis apa saja di dala buku diary. Supaya mneajdi kebiasaan, nanti juga ia pasti akan ketemu pola dan akan menulis apa sebaiknya di buku diary.
Buku Diary Penuh, Minta Buku Baru
Ada banyak hal yang dituliskan Athifah ke dalam buku diary. Jadi bukunya cepat penuh. Selain lagu bahasa Jepang, Perkalian, Nama-nama Anime. Ia juga menuliskan keinginannya di hari ulang tahunnya yang ke delapan. Ia menuliskan 8 keinginan , berupa barang yang ingin dijadikan hadiah di ulang tahunnya yang ke 8.
Selebihnya, yang cerita-cerita pendek tentang kegiatannya di rumah , bersama adik dan kakaknya. Hanya sepotong kalimat pendek. Tapi cukup infromatif. Misalnya, Hari ini aku makan Ayam besama adek sambil nonton video Tan Boy. Memang belum rapi, sebab belum menuliskan waktunya. Tidak masalah, nanti sambil jalan diperbaiki.
Buku diary pertama Athifah sudah penuh, ia meminta buku kedua. Kali ini saya membeli yang ukuran bukunya lebih besar namun tebalnya hampir sama dengan buku diary pertama.
Pada buku kedua, Athifah tidak lagi menuliskan hal-hal yang ia lakukan pada buku pertama. Ia lebih banyak bercerita tentang aktivitas dan kegiatan yang ia lakukan. Baik kegiatan sehari-hari di rumah, kegiatan bersama keluarga atau kegiatannya saat kami melakukan aktivitas di luar.
Tetapi memang masih perlu diingatkan untuk menuliskan waktu dan tanggalnya, kapan ia menuliskan cerita tersebut.
![]() |
Buku diary kedua Athifah, seharga 13k, lebih besar dan murah |
Selain itu, Athifah juga sering bertanya soal padanan kata atau cara mengatur susunan kata yang akan ia tulisa menjadi kalimat. Jadi, ia sering mengarang atau membacakannya terlebih dahulu kepada saya, lalu baru ia tuliskan.
Pelajaran di sekolah juga mendukung aktivitas menulis diary ini. Kebetulan materi pelajaran sekolahnya saat ini membahas dogeng. Jadi ia juga belajar mengenal apa itu unsur-unsur dongeng. Ia belajar soal latar tempat, setting waktu, watak tokoh , amanat. Termasuk belajar soal judul cerita. Jadi cerita yang ia tulisakan di dalam diary. Juga diberi judul.
Ketika Anak Malas Menulis Diary
Dari awal, tujuan menulis diary ini adalah untuk mengalihkan aktivitas bermain handphone yang berlebihan. Jadi , ketika ia mulai tidak mood menulis. Yah, saya alihkan dulu dengan aktivitas lainnya. Misalnya diajak menggambar atau mewarnai. Bisa juga yang paling mudah adalah bermain panggung penyanyi. Dimana ia dan adiknya saya minta untuk bernyanyi lagu kesukaan mereka masing-masing. Saat bernyanyi, mereka akan menyebutkan judul lagunya dan nama negaranya.
Biasanya sih nanti mood nulis balik lagi, atau timbul rasa kangen nulis. Yah, bagaimana kepintaran ayah dan bunda di rumah lagi untuk memotivasi anak agar tetap semangat melakukan aktivitas yang baik, termasuk menulis diary.
Demikian dulu ya cerita soal Athifah yang mulai asik menulis diary. Soalnya si dedek Nasya sudah mulai bangun nih, ia mau minta dibuatkan susu. Wassalam