Menu

Keluarga Nawra

Showing posts with label Cerita Nawra. Show all posts
Showing posts with label Cerita Nawra. Show all posts

Friday, July 12, 2019

Melepas Anak Masuk Pondok Pesantren

/ / 0 Comments
Melepas Anak Masuk Pondok Pesantren
Assalammualaikum. Wr.Wb

Apa kabar sahabat Keluarga Nawra? Hari ini si kakak, harus pulang kembali ke pondok pesantren. Alhamdulillah tidak banyak drama atau pura-pura. Yah, ngak lagi dong. Ini sudah kelas dua, dramanya udah mulai berkurang.

Yang tetap sama adalah barang keperluan dan bawaannya yang banyak. Sebenarnya sih ngak banyak. Namun, ketika pulang liburan sejak tanggal 27 Mei lalu. Si kakak membawa semua barang-barangnya ke rumah. Meski pun dia punya lemari khusus di pondok. Ternyata tidak ada satu pun barang yang dia tinggalkan. Bayangkan saking banyaknya, itu barang dijemput dua kali ama Abah dan si kakak.

Kenapa barang kakak jadi nambah banyak. Padahal ketentuan membawa barang sudah jelas. Semua ada aturannya.

Jadi kemungkinannya begini, selama enam bulan ini, kan si kakak kadang suka minta dibawain baju ini atau barang ini itu. Lalu ketika waktu perizinan (keluar pondok) saat mampir ke rumah. Si kakak, membawa lagi barang-barangnya, seperti baju. Seingat saya, ini benar kejadian. Waktu Abahnya pulang dari Jakarta, dia dibelikan baju gamis. Pas waktu kunjungan baju tersebut kami bawa. Jadi , otomatis barang nambah.

Nah, pas mau masuk ini, tentu saja aturan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Di luar baju sekolah, hanya boleh membawa baju enam stel. Sudah termasuk baju tidur. 

Harta yang paling berharga adalah anak-anak yang shalih (Foto Keluarga Nawra)
Tapi kok masih banyak juga, ini karena dalam tempo waktu sebulan nanti si kakak tidak boleh dikunjungi dan dikirimkan paket. Sama seperti anak baru. Jadi persediannya lebih banyak. Kalo biasanya bisa diberikan atau kami bawa saat waktu kunjungan atau perizinan. Tapi ini tidak bisa, karena aturan masuk ajaran baru ya begitu.

Kami Berangkat Ke Pondok

Mobil kami sedang rewel, jadi hari ini kami berangkat dengan grab. Sedangkan Abah menggunakan sepeda motor. Biar nanti pulang menggunakan motor saja. Waktu berangkat memang banyak barang, kalo pulang sudah kosong.

Kami melewati jalan dua jalur di daerah Wr Supratman atau di Unib Belakang, terus melintasi Desa Sri Katon dan Sri Kuncoro. Jalannnya yang mulus membuat Kanga Athifah dan Dedek Nasya tertidur di kursi belakang. 

Perjalanan ini hanya menghabiskan waktu sekitar dua puluh menit. Dengan kecepatan sedang. Akhirnya kami pun tiba di gerbang asrama putri. Rupanya sudah penuh. Antre mobil masuk cukup panjang. jadinya macet. Kami berangkat dari rumah sekitar jam dua kurang.

Cek Ricek Barang

Jadi, ada yang lucu. Begitu tiba kami langsung antre di bagian cek ricek barang. Tugas ini dilakukan oleh kakak-kakak MA atau jenjang SMA. Mereka ngecek satu persatu, semua barang yang akan dibawa masuk. Ada barang-barang tertentu yang tidak boleh dibawa. Seperti parfum. Biasanya barang yang tidak boleh dibawa itu akan dikembalikan dan dibawa pulang kembali oleh wali murid. Barang kakak, lewat sensor, alhamdulillah.

Habis itu kami duduk santai sambil menunggu Abah datang. Maunya kalo beliau sudah datang, kemudan salah satu dari kami masuk ke dalam pondok untuk mengikuti proses pembagian raport. Abah tadi mengambil titipan camilan duku dari Ayah Zaki, jadi agak lama.

Eh, begitu lama menunggu, ternyata kami belum mengisi absen kedatangan. Jadi ketika ngisi pada bagian jam tiba, maka ditulis jam ketika kami mengisi. Ini, benaran sebuah pengalaman yang tidak asik.

Keluar dari pondok, kami kelaparan (Foto Keuarga Nawra)

Lagipula , meski ini hal yang berulang. namun, perlu juga dibuat alur, bagi yang baru datang. prosesnya bagaimana. Kemana dulu, mengisi data apa dulu dan seterusnya. Nah, ini tidak ada sama sekali. jadi yah, kejadian seperti ini deh. Terlihat juga tidak tertibnya.

Pembagian Raport

Abah datang lumayan lama, tapi tetap berusaha untuk masuk dan menuju ke kelas kakak untuk pembagian raport. Tidak berapa lama, mereka berdua muncul kembali ke hadapan kami. Ternyata  pembagian raport sudah selesai dan wali kelasnya sudah tidak ada lagi. 

Saya pun bertanya kepada beberapa guru yang ada di sekitar ruangan kedatangan. Dengan dibantu oleh ustadzah yang ada. Akhirnya, saya menemui wali kelas kakak di ruang guru. Raport kakak bisa diambil.

Hasilnya tidak mengecewakan, meski belum masuk sepuluh besar, saya tidak kecewa. Sebab fokus kami, untuk si kakak betah dan fokus dulu , ini sudah prestasi yang luar biasa. Tidak mudah membuat anak mandiri, jauh dari orang tua. Termasuk mengenai hapalan, ngaji dan target lainnya yang harus dicapai  santri. Jadi target kami mungkin berbeda dengan keluarga lainnya. 

Saya sempat bertanya kepada wali kelas, apakah rengking dan nilai ini sangat mempengaruhi pada saat pendaftaran untuk masuk ke jenjang selanjutnya.

Menurut wali kelas, biasanya nilai ini menjadi syarat administarsi awal untuk mendaftar ke pondok. Namun selanjutnya tetap akan ada tes, dan tes kemampuan yang lainnya. Terutama yang berkaitan dengan ilmu agama, tajwid adan kemampuan berbahasa. 

Tak berapa lama kakak masuk juga dan menemui wali kelasnya, untuk melihat hasil raportnya. Sama seperti saya, si kakak hanya melihat saja. Saya minta ijin memoto untuk diberikan ke Abahnya. Sedangkan kakak memilih untuk mengembalikan lagi rapotnya supaya tidak hilang. Yah, sebab kata wali kelas, raport boleh dipegang sampai hari senin. Setelah itu harus dikembalikan sebab belum ditanda-tangani oleh pihak pondok. Kebetulan kepala pondoknya sedang berada di luar negeri. 

Menghadapi anak harus sabar dan ikhlas (Foto Keluarga Nawra)
Kami Pulang, Kakak Masuk Pondok Lagi

Usai mengambil raport, kami kembali kumpul lagi di ruang kedatangan tadi. Tadi sewaktu menunggu Abahnya datang, saya sempat membeli minuman dingin, bakso bakar dan rujak. Kami lanjut menghabiskan makanan dan minuman tersebut.

Barang-barang kakak juga mulai diangkat ke asramanya. Satu persatu dibantu oleh Abahnya, sedangkan saya menjaga kedua adik Nawra. 

Saat dua barang terakhir, si kakak bilang , ngak perlu dibantu lagi. Sebab dia bisa mengangkat semuanya. Tapi dia minta dibelikan minuman mineral kemasan gelas dan minuman kopi kesukaannya. Awalnya si Abah menolak membeli minuman tersebutt. Kakak tetap ngotot, sebab botolnya mau digunakan kembali untuk menyimpan deterjen. Satu botol bekas minuman Athifah, satu lagi yang baru ini.

Waktu Kunjungan Habis

Dari pengeras suara, terdengar beberapa pengumuman. Salah satunya memberitahukan batas jam kunjungan yaitu hanya sampai jam 16.20 wib saja. Sebab para santri akan melakukan aktivitas mereka seperti biasa. 

Kami pun berpamitan sama kakak, kedua asiknya juga saling bersalaman, berpelukan. Kepada saya, kakak berpesan minta untuk dikirimkan tabungan. Sebab da butuh uang lebih lantaran tidak dikunjungi dan dikirimin paket selama satu bulan. Padahal itu stok makanan dan snack sudah lumayan banyak. Lalu saya juga memberikan dia uang jajan.

Meski demikian, kakak tetap memelas dan meminta kami untuk mengirimkan dia uang tabungan, agar bisa membeli apa saja yang dia butuhkan. Sebegitu takutnya kakak, kalo kelaparan atau kekurangan uang. Padahal, in sya Allah cukup.

Dan, akhirnya waktu berpisah pun tiba. kami berpamitan, kami pulang beberapa menit sebelum waktu kunjungan habis. Kami pulang dengan menggunakan motor. Tapi Abah tidak membawa helm, jadi kami lewat jalan kelinci saja, supaya tidak nampak oleh polisi.

Doa Terbaik Untuk Anak

Sepanjang perjalanan, saya berdoa banyak dan berulang kali untuk kakak dan kedua adiknya. Saya berharap mereka semua menjadi muslimah yang tangguh, mandiri yang menjaga kehormatan dan kemaluan mereka dengan baik. Selalu mendirikan shalat dan mempunyai suami serta keturunana yang mencintai Allah dan Nabinya. Mencintai islam serta bermanfaat bagi keluarga, bangsa dan agama ini.

Termasuk berdoa agar mereka semua hatinya lembut,sabar ikhlas, sayang kepada kami orang tuanya, bisa menyejukan hati kami, menurut dan mencintai kami sampai kami tiada nanti.

Semangat kakak, doa terbaik untukmu dan adik-adikmu yah, dari kami orang tua kalian.

Thursday, February 28, 2019

Ikut Lomba Mewarnai,Bisa Mengasah Keberanian dan Kreativitas Anak

/ / 0 Comments
Ikut Lomba Mewarnai,Bisa Mengasah Keberanian dan Kreativitas Anak
Assalammualaikum.Wr.Wb

Apa kabar Sahabat Keluarga Nawra

Kali ini, Keluarga Nawra mau cerita soal kegiatan dua adik Nawra, si Athifah dan si Annasya yang ikutan lomba mewarnai. Lomba ini mereka ikutin di pekan ketiga di buan Janauri yang  lalu. Bersamaan dengan jadwal kunjungan ke pondok kakak Nawra.

Namun, sewaktu Nawra menelpon , mengingatkan untuk jadwal kunjungan dan termasuk mengingatkan apa saja yang ingin Nawra minta bawakan saat kunjungan. Saya sampaikan kepada Nawra, bahwa kami akan datang agak sedikit siang. Sekitar jam sebelasan. Menarunggu kedua adiknya untuk ikutan lomba mewarnai dulu.

Ditawari Untuk Ikutan Lomba Mewarnai

Jadi hari kamis sore, saat saya sedang bersih-bersih, menyapu, menyiram tanaman di halaman depan rumah. Tiba-tiba datang tiga orang karyawan Indomaret yang membawa brosur dan katalog belanja. Mereka menawarkan kepada saya untuk mendaftarkan Athifah ikutan lomba.

Waktu saya tanya Athfah, dia dengan penuh semangat menajwab, ingin ikutan. Lalu saya berpikir sejenak. kenapa, gak sekalian aja Annasya ikutan lomba juga. Supaya bisa barengan. Dia nanti pasti mau ikutan juga , saat kami mengantar Athifah ikutan lomba.

Apalgi lokasi lombanya tidak begitu jauh dari rumah, jadi sekalian aja deh, mereka berdua ikutan lomba mewarnai.

Jadi Daftar Lomba

Biaya pendaftran lombanya hanya lima ribu peranak. Nanti dari uang pendaftaran itu, masing-masing anak akan mendapatkan snack. Jadi uang pendaftaran itu sepertinya akan balik lagi, namun dalam bentuk paket snack.

Untuk alat tulis, harus dibawa masing-masing oleh anak. Jadi nanti rencanaya mereka membawa pensil warna kayu yang Athifah dapatkan sebagai  hasil hadiah dari sekolahnya. kebetulan ada dua, pas banget. Jadi nanti ngak bakalan rebutan.

Waktu Lomba Mewarnai Tiba

Namanya anak-anak, sejak pendaftaran itu hampir setiap hari Athifah bertanya kapan lomba mewarnai . Padahal masih ada tiga hari lagi, hihihi.

Hari mewarnai pun tiba, pagi itu Athifah dan Annasya sudah bersiap. Seperti biasa mereka berdua minum susu dan makan pagi dulu. Dan masihs aja sempat bermain sepeda. Maklum, si Abahnya belum siap. 

Saya katakan kepada mereka, bahwa saya akan menyiapkan semua keperluan yang akan dibawa ke pondok. Mau masak, menyiapkan berbagai wadah makan, pakaian, serba-serbi sampai mainan untuk mereka . Yang semuanya nanti akan dibawa serta ke pondok ,   saat kami mengunjungi kakak Nawra.

Mereka pun sepakat dan akhirnya berangkat dengan riang gembira. Saya pun lanjut untuk mengerjakan hal yang lainnya.

Manfaat Ikut Lomba Bagi Anak

  •     Bagus untuk mengajarkan anak mengenal tentang arti menang dan kalah, serta perilaku baik menghadapinya. Menstimulus anak berprilaku baik
  •     Kita bisa membantu si kecil belajar mengenali kekuatan dan kelemahannya. Serta cara mengenalinya..
  •    Mulai mengajarkan dan mendorong si kecil  mulai berpikir kritis, memecahkan masalah, dan belajar mengambil keputusan.
  •     Mendorong anak untuk bersemangat dalam memeprsiapkan diri menghadapi perlombaan.
  •     Anak akan lebih percaya diri dan tangguh.
  •     Mnegajarkan anak untuk bergaul dengan orang lain dan mengenali lingkungan baru di sekitarnya.
  • Mendorong  dan melatih anak untuk bertanggungjawab untuk menyelesaikan perlombaannya

Nah, banyak juga ya manfaat ikut lomba buat anak-anak, terutama untuk anak usia 3-5 tahun. jadi kita bisa juga menstimulan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan mendorongnya untuk ikutan berbagai lomba. Seperti  lomba mewarnai. 

Jadi, kalo ada lagi pendaftaran berbagai lomba, daftarkan saja si kecil buat ikutan ya.Apalagi kalo lombanya bagus dan menarik. Ikutan aja yaaah.  

Monday, January 14, 2019

Mengantar Kakak Nawra Ke Pondok Pesantren Selepas Liburan Semester Ganjil

/ / 0 Comments
Mengantar Kakak Nawra Ke Pondok Pesantren Selepas Liburan Semester Ganjil

Assalammualaikum.Wr.Wb

Dear Sahabat keluarga nawra. Hari ini 10 Januari 2019, kami sekeluarga mengantar Kakak Nawra ke pondok pesantren kembali. Setelah liburan semester ganjil, sejak tanggal 22 Desember 2019. Lumayan juga lama liburan sekolahnya.

Semua perlengkapan Nawra sudah mulai kami persiapkan sejak sehari dia di rumah. Maklum dia membawa pulang semua barang-barangnya di asrama. Jadi mulai ada yang disisihkan jika itu barang kepunyaan Nawra. Supaya tidak tercecer nantinya.

Saya menyiapkan keranjang khusus untuk menampung semua barang-barang Nawra.


Saat kami menjemput, Nawra suah berkemas dan menyiapkan ada tiga barang dalam kantong gede dan kardus yang siap kami angkat , untuk dibawa pulang.

Ternyata, kata Nawra ada atu kantong lagi yang tertinggal, di dalam tas tersbut terdapat baju harian Nawra. Satu tas tersebut tertinggal di depan asrama alias lupa dibawa pulang.

Berkemas Menuju Pondok

Hari ini saya dan suami tetap bekerja, Athifah juga tetap sekolah. Pagi hari saya dan Nawra berangkat ke rumah Nenek. Nawra dan Annasya saya tinggal di rumah neneknya dulu. Pas istirahat siang, kami sepakat untuk kumpul di rumah nenek, lalu dengan mobil menjemput barang-barang Nawra di rumah kemudian menuju pondok.

Semua barang keperluan Nawra yang akan dibawa ke pondok sudah kami persiapkan sejak malam tadi. Semua sudah dikemas rapi  dan di packing. Barang-barang tersebut semuanya kami tumpuk di ruang tamu. Ada satu keranjang besar yang berisi baju seragam Nawra yang sudah di-laundry.

Seperti dulu, peertama kali. Saya yakin keranjangn ini tidak akan diperbolehkan untuk dipake di asrama. Hanya untuk memudahkan untuk mengangkat barang-barang saja.
Palingan nanti juga dipulangkan kembali.

Berangkat Menuju Pondok

Habis shalat zuhur, kami berangkat ke pondok dari rumah Nenek Nawra. Sebelumnya kami mampir dulu ke pom bensin,lalu menjemput semua barang di rumah.

Dalam perjalanan menuju rumah, semua anak-anak tertidur. Kami membiarkannya. Mampir dulu sebentar ke Minimarket Koya untuk membeli sambal Mustofa, ternyata stoknya kosong. Jadi kakak , ga bawa sambal kali ini. Tapi di rumah saya sudah menyiapkan ayam goreng untuk dibawa .

Sampai di rumah, anak-anak lanjut tertidur. Kami menyiapkan dan memindahklan semua keperluan anak-anak untuk ke pondok. Termasuk bekal minuman dan makanan. Maklum kalo seperti sebelumnya, tentu saja kami akan pulang sore, sampai pintu gerbang ditutup.
Setelah semua barang dipindahkan dan semua perlengkapan ready, kami shalat  zuhur. Setelah itu membangunkan Nawra untuk shalat juga. Lalu lanjut berangkat.

Kali ini anak-anak sduah tidak tertidur lagi, berangkat dari rumah sudah terdengar suara petir, namun ga tahu di daerah mana yang sduah hujan. Cuaca memang sedang tak menentu, angin tetiba berhembus kuat. Kami melaju dengan Starlet.

Di tengah jalan, hujan mulai akna turun. Kami mapir dulu ke rumah makan Tanjung Bungo di simpang Tugu Hiu, membelikan Nawra nasi bungkus dengan lauk Ayam Bakar. Ini merupakan rumah makan langganan kami. Di sini banyak dijual aneka gulai dusun, dengan harga bisa dibeli mulai dari lima ribuan.

Kami lanjut lagi, ternyata pas lewat di komplek perkantoran Walikota Bengkulu, hujan kian turun. Sekarang hujan panas.Kami melaju lurus ke arah perumahan UNIB ingin mampir ke ATM BRI untuk ambil uang.Setelah itu, kmi mutar balik lagi kea rah dua jalur di dekat perumahan Al-Kautsar terus menuju kea rah pondok pesantren.

Ajaib, di sepajang jalan ini tidak hujan, namun cuaca mendung. Kami semua terkekeh dan tersenyum. Jalan ini memang lurus saja dan jalannya juga mulus. Jadi nyaman untuk berkendara.

Tak berapa lama ,sampai kami di pondok sekitar jam dua lewat sepuluh menit. Padahal waktu balik ke pondok lagi,sudah ditentukan pukul dua siang tepat.Tapi pondok juga masih terlihat sepi, masih banyak yang belum datang.

Kami menurunkan semua barang keperluan Nawra, lalu melapor. Nah, buku biru perizinan Nawra ketinggalan beserta dengan raportnya. Tapi di meja petugas, juga disiapkan daftar absensi yang berisi juga informasi jam kedatangan.

Setelah diperiksa, semua barang bisa dibawa masuk lagi ke asarama. Kecuali satu produk cologne, yang tidak bisa dibawa masuk. Harus dibawa pulang. Nawra menerima hal tersebut, kemudian memberikannya kepada saya lagi untuk dibawa pulang.

Menunggu Sampai Pintu Asrama Tutup

Hari ini tutup pintu asrama di jam empat sore tepat. Itu artinya juga merupakan batas waktu terakhir para orang tua bisa melihat, ngobrol, berkunjung di pondok. Seusai itu harus pulang dan anak santri juga akan segera memulai aktivitas pondoknya.

Selama menunggu ini, kami tidak diperbolehkan masuk ke asrama. Jadi para orang tua hanya bisakumpul, duduk-duduk di depan asrama atau di halaman pondok.

Saat menunggu itu kami manfaatkan untuk lebih banyak mengobrol, bertanya,saling bercerita dan saling mendengar dengan Nawra mengenai kehidupannya di asrama. Kadang ada saja cerita lucu yang disampaikan Nawra mengenai kisah di pondok. Baik yang berkaitan dengan guru atau dengan teman-temannya. Termasuk cerita diriny sendiri yang lucu bahkan kadang tragis.Seperti cerita barang-barangnya yang hilang atau saat ia kena hukuman.

Waktu Berkunjung Hampir Habis

Kami nego dengan Nawra, bahwa di jam empat atau menjelang azan ashar.kami ijin pulang duluan. Sebab Babahnya masih harus ke kantor lagi, masih harus absen sore. Masih ada waktu sekitar satu jam lagi menuju jam empat sore.

Awalnya Nawra ga mau, harus benar di jam empat. Namun akhirnya dengan wajah yang masih diliputi cemberut. Akhirnya, ia pun mengizinkan kami untuk pulang.

Kami mengatakan bahwa minggu depan, kami akan datang lagi. Sebab merupakan jadwal kunjungan santri. Jadi nanti in sya Allah kami akan mengjungi kembali seperti biasa dan membawa barang-barang keperluan Nawra yang tertinggal , termasuk juga makanan dan minuman untuk snack di pondok.

Kami pun pulang, setelah bersalaman dan berciuman serta berpelukan. Meski muka dan mata Nawra mulai diliputi dengan air mata.

Kami pulang dulu ya kakak, semoga Allah SWT selalu menjaga semangat dan keiklasanmu ya. Semoga selalu istiqomah dan barokah belajar di pondok. Aamiin.

Friday, December 7, 2018

Tidak Ada Kunjungan Wali Santri di Bulan Desember

/ / 1 Comments
Tidak Ada Kunjungan Wali Santri di Bulan Desember
Assalammualaikum Wr.Wb

Apa kabar sahabat Keluarga Nawra, bulan Desember ini, rasa kangen dengan kakak Nawra jadi semakin jadi. Sebab menurut informasi dari ustadzah pengasuhan di pondok. Untuk waktu atau jadwal kunjungan ke pondok , yang biasanya dilakukan pada setiap pekan. Selama bulan Desember ditiadakan. Dengan salah satu alasannya sebab anak-anak sedang ujian dan bersiap akan liburan semester ganjil.


Itu artinya, kami tidak bisa mengunjungi kakak Nawra, yang biasanya dijadwalkan pada setiap pekan pertama dan ketiga setiap bulannya. Harusnya tanggal 2 Desember lalu kami kunjungan, ini tidak ada.

Terakhir kami ketemu kakak Nawra di tanggal 18 November 2018 yang lalu.

Untuk pekan pertama, biasanya ananda Nawra bisa kami ajak ke luar pondok. Biasanya kami jemput sekitar jam Sembilan pagi, nanti sebelum jam tiga kami antarkan kembali ke pondok. Biasanya juga kami menunggu sampai jam lima sore, sampai gerbang pintu pondok ditutup untuk wali santri.


Kalo pekan ketiga, biasanya santri hanya bisa dikunjungi saja tapi tidak bisa dibawa ke luar. Jadi kami duduk seharian di pondok, makan, minum dan melakukan aktivitas bersama dengan kakak Nawra.

Kami biasanya membawa banyak bekal makanan, bantal, tikar bahkan mainan Annasya dan Athifah, supaya betah main di pondok. Selama ini kedua adiknya kalo ke pondok betah dan asik-asik saja. Kadang kami juga membeli aneka jajanan yang ada di jual di luar pondok. Seperti bakso dan minuman dingin.


Maklum seharian di pondok ya, dari jam Sembilan pagi hingga jam lima sore.  Kadang bekal makanan sudah habis. Yang sering kehabisa minum. Biasanya kakak Nawra mengambil air di dalam pondok, hihihi.

Setiap jadwal kunjungan itu juga kami juga membawakan makanan , seperti gulai dan lauk untuk kakak Nawra, sebab biasanya esok hari, di hari senin dia berpuasa bersama dengan teman-temannya.


Selain itu juga membawakan snack atau camilan ringan untuk sehari-hari. Untuk uang, tidak setiap datang kunjungan kami memberikan uang. Tergantung kebutuhan saja. Kalo kakak Nawra minta uang, barulah kami memberikan. Itu artinya dia sudah membutuhkannya.

Setiap jadwal kunjungan wali santri, kami juga berkenalan dan ngobrol dengan teman-teman kakak Nawra dan juga orang tuanya, sehingga lebih akrab dan menambah saudara juga.


Jika ada keperluan, kami juga mengobrol dengan para ustad dan ustadzah, mengenai pendidikan dan kehidupan kakak Nawra di pondok. Mengenai pelajaran sekolah, aktivitas di pondok dan apa saja yang menarik untuk dibahas.

Bertandang sekitar 7-8 jam di pondok atau seharian, membuat kami juga banyak mengcancel kegiatan di luar, demi untuk berkunjung ke pondok.


Kakak Nawra, masih kelas satu , masih baru mondoknya. Jadi butuh support yang besar dari kami. Butuh perhatian dan butuh untuk diajak ngobrol. Meski masih suka mewek juga dan bercerita begitu susahnya dia di pondok.

Namun kami selalu memotivasi kakak, supaya tidak putus asa dan tetap bersemangat untuk melakukan smeua aktivitas di pondok dengan sepenuh hati dan ikhlas.


Oh, ya saat kunjungan tersebut, kami biasanya mengelar tikar di sekitar halaman luar pondok. Jadi kami tidak diperbolehkan untuk masuk ke wilayah asarama, kecuali untuk shalat. Apalagi mau masuk ke kamar santri, tidak diperbolehkan.

Tidak terasa, di bulan Desember ini, sudah mau enam bulan kakak Nawra di pondok. Selama itu pun, kami tak pernah henti berdoa supaya ia ikhlas dan sabar menjalani setiap aktivitas yang ada di pondok

Jadi, bulan Desember ini, tidak ada jadwal kunjungan selain masa ujian, juga akan segera liburan. Diperkirakan liburannya hingga dua pekan. Cukup lama juga ya.


Yah, udah semoga kakak Nawra sukses dengan ujiannya ya dan bisa mendapatkan nilai yang terbaik. Aamiin

Powered by Blogger.