Menu

Keluarga Nawra

Showing posts with label Keluarga. Show all posts
Showing posts with label Keluarga. Show all posts

Sunday, July 10, 2022

Satu Keluarga, Beda Agama. Apa yang Harus diutamakan

/ / 0 Comments
 Satu Keluarga, Beda Agama. Apa yang Harus diutamakan

Assalammualaikum.Wr.Wb

Hai, apa kabar sahabat keluarga Nawra, semoga selelau bahagia yah, bersama kleuarga dan selalu mengutamakan keluarga di atas kepentingan lainnya. Meski tetap harus membangun tolerasi dan kepedulian terhadap orang lain.


Yah, saling menghormati, menghargai dan peduli antara keluarga itu penting sekali. Lalu, apa yang harus dilakukan jika di dalam keluarga kita ada yang berbeda agama.Apa yang harus diutaman di atas itu semua.


https://www.keluarganawra.com


Keluarga dari pihak suami ada yang berbeda agama dengan keluarga lainnya. Ada yang beragama islam dan sebagian lainnya beragama Kristen. Kalo keluarga dari pihak saya, alhamdulillah beragama yang sama yaitu beragama islam.


Satu Keluarga Berbeda Agama


Seperti cerita saya sebelumnya, dari pihak suami saya sebagian ada yang keluarga non muslim. Jadi, keluarga dari ibu mertua saya aslinya berasal dan kelahiran dari daerah Yogjakarta. Lalu melakukan transmigrasi ke daerah Sumatera Selatan, lebih tepatnya di daerah Belitang.


Sebagian besar keluarga pihak suami juga masih banyak yang tinggal dan beraktivitas di Yogjakarta. Saat kami ada kesempatan atau kebetulan berada di Yogjakarta, kami juga saling kontak, berkomunikasi dan bertemu langsung.


Ibu mertua saya ketika menikah dengan bapak mertua, menjadi mualaf dan menetap di kota Palembang. Pasangan mertua saya mempunyai empat orang anak, salah satunya suami saya. Semua anaknya beragama islam sampai sekarang.


https://www.keluarganawra.com


Ada yang unik, di keluarga ibu mertua saya meski sebagian besar beragama Kristen, ada juga yang beragama islam. Jadi sebagian ada yang beragam islam sebagian lagi beragama Kristen dan hubungan mereka baik-baik saja.


Apa yang Harus dilakukan saat di Keluarga ada yang Berbeda Agama


Usia pernikahan saya tahun ini sudah 16 tahun, jadi sudah menjalani bertemu, berkomunikasi dengan keluarga pihak suami. Termasuk yang berbeda agama. Kami berkomunikasi dan berinteraksi seperti layaknya orang lain saat bertemu langsung atau tidak langsung. Kami juga berkomunikasi melalui smartphone, mengirimkan video, foto, berbalas chat dan lain sebagainya.


Meski yang intens berkomunikasi melalui selular dengan mereka suami sih, saya hanya sesekali ikutan nimbrung. Tapi berbeda saat bertemu langsung, saya sering ikutan langsung bertemu dan ngobrol dengan mereka.


Untuk makan dan minum, biasa aja seperti dengan orang lain. Pernah waktu itu, kami berkunjung ke Belitang. Jadi, kami diarahkan untuk menginap di rumah keluarga yang muslim sehingga kami bisa melakukan aktivitas ibadah juga dengan nyaman. Begitu juga dengan makanan.


https://www.keluarganawra.com


Sebaliknya saat mereka datang ke rumah kami. Jadi  sejak tahun 2019 kami terkena banjir besar sehingga merendam rumah kami. Banyak barang-barang kami hilang dan rusak. Kami mulai belajar untuk hidup minimalis dengan perabotan. Jadi setiap ada tamu atau keluarga yang mau datang, kami selalu menyediakan minuman dan makanan instan. Sebenarnya ini pun sebelum terkena banjir, memang sudah menjadi kebiasaan cara kami melayani tamu yang datang ke rumah. Bukan hanya keluarga, teman-teman saya, suami atau anak-anak yang datang. Kami memberikan mereka makanan dan minuman instan. Yah, mengurangi cuci piring juga sih. 


Seperti beberapa waktu lalu, masih di bulan Juli ini. Nah, kebetulan kami terkena banjir lagi meski hanya kamar Athifah dan Nasya, ruang makan, dapur serta kamar mandi yang terendam. Kami tteap saja repot dan ribet beberes.


Tiba-tiba, ada telepon salah satu keluarga yang dari kota Palembang, dan Belitang sedang melakukan perjalanan ke Bengkulu. Selain ingin berkunjung ke rumah kami, mereka juga akan mengunjungi keluarga lainnya yang ada di beberapa daerah yang ada di Bengkulu, di daerah Argamakmur, Ketahun dan akan melanjutkan perjalanan ke Lampung.


Saat menelepon mereka masih berada di daerah Curup, Rejang Lebong. Masih sekitar tiga jam lagi baru memasuki kota Bengkulu. Mereka mau mampir dulu ke kota Kepahiang baru akan lanjut ke kota Bengkulu. Jadi, masih ada waktu untuk persiapan.


Mendengar berita itu, kami pun bergegas mempersiapkan untuk menyambut kedatangan mereka. Membereskan rumah seadanya sebab rumah emang lagi berantakan. Rumaha kami kena banjir hari kamis dan jumat. Hari sabtu mereka datang, jadi emang masih berantakan banget.


Kami menyiapkan makanan dan minuman untuk mereka. Termasuk menyiapkan oleh-oleh, berbagai makanan khas Bengkulu. Termasuk kopi yang super enak dari Bengkulu. Sudah tau kan yah, kopi Robusta Bengkulu. Adalah salah satu kopi yang enak di Indonesia dan dunia. 


Suami, gesit menyiapkan oleh-oleh untuk mereka dan keluarga yang ada di Pelembang dan Belitang. Semoga buah tangan ini menjadi perantara makin eratnya hubungan keluarga dan silaturahim.


Menjelang siang, tibalah mereka di rumah kami. Yah, biasalah, begitu datang. Ada yang langsung ingin ke kamar mandi, ada yang charge handphone, ada yang mau rebahan. Yah, lumayan lelah dan penat melakukan perjalanan darat meski menggunakan kendaraan sendiri. Yang katanya bisa berhenti dimana saja, kapan saja suka. Tetap saja capek yah. 


https://www.keluarganawra.com


Kami ngobrol, bercengkrama dan bercerita tentang apa saja dengan seru. Diselingi dengan tawa dan senyum. Obrolan hangat yang disertai dengan menyantap makanan dan minuman yang sudah kami hidangkan.


Yang datang ini dua keluarga, sepasang suami istri dan sepasang lagi membawa seorang anak. Jadi empat orang dewasa dan satu anak remaja. 


Mereka itu adalah bude dan buleknya suami saya. Mereka juga semua non muslim. Tapi kami menerima mereka  dan melayani mereka secara biasa saja. Seperti layaknya keluarga kami yang lainnya datang. Apalagi memang selama ini komunikasi kami dengan mereka juga baik, sering berkomunikasi melalui handphone. 


Kedatangan mereka juga, secara nggak langsung untuk mengundang kami untuk hadir pada pernikahan anak bude kami pada bulan September nanti di kota Palembang.


Yah, in sya Allah semoga kami diberikan kesempatan waktu dan rejeki untuk menghadiri pernikahan anak bude kami di bulan September nanti.


Setelah ngobrol, bercerita, makan dan minum. Akhirnya, jelang sore mereka ijin pamit untuk melanjutkan perjalanan ke kota Argamakmur di Bengkulu Utara.


https://www.keluarganawra.com


Alhamdulillah dan terima kasih sudah dikunjungi, apalagi dalam kondisi terkena banjir ini ada yang datang ke rumah. Menjadi salah satu hiburan dan obat pelipur lara buat kami. Apalagi dengan silaturahim rumah dan keluarga yang dikunjungi akan mendapatkan keberkahan. 


Jadi, kesimpulannya bahwa ketika ada keluarga berbeda agama datang ke rumah , utamakan untuk memberikan pelayanan yang baik. Kita berikan minuman dan makanan serta apa saja yang mereka butuhkan saat berkunjung ke rumah kita. 


Selain itu tetap jalin komunikasi dan silaturahim meski mereka sudah pulang atau saat kita berada dimana saja supaya hubungan keluarga tetap terjalin dengan baik. 


Monday, March 2, 2020

Pengalaman Pertama Kali Athifah Terlambat Upacara di Sekolah

/ / 0 Comments
Pengalaman Pertama Kali Athifah Terlambat Upacara di Sekolah

Assalammualaikum.Wr.wb

Apa kabar Shabat Keluarga Nawra

Kali ini saya ingin bercerita tentang kejadian pertama kali yang dialami oleh anak kedua kami si Athifah. Yaitu terlambat ke sekolah untuk mengikuti upacara bendera di ahri senin di sekolahnya.

Silakan dibaca dan disimak ceritanya, barangkali ada ibrahnya dan pelajarannya buat ayahbunda dan teman-teman sekalian.


Hari ini pertama kali #Athifah terlambat upacara. Padahal ia sudah bersiap sejak pagi. Karena kendala teknis. Ia akhirnya telat. Senin, (2/03/2020)

Memang hari senin itu, termasuk hari yang bergegas buat Athifah, ia tidak mau terlambat datang ke sekolah. Apalagi terlambat ikut upacara bendera. Oleh karena itu ia sudah mempersiapkan diri untuk bersiap sejak awal dan tidak terlambat datang ke sekolah. Minimal ketika datang, meski mepet-mepet. Akan tetapi tetap bisa mengikuti upacara bendera.

Bagi anak kelas satu, upacara bendera pada setiap hari senin, adalah sebuah aktivitas yang menyenangkan , seru dan juga ditunggu.

Dimana ia akan menggunakan pakaian seragam, menggunakan dasi dan topi serta perlengkapan lainnya seperti ikat pinggang. Penampilan Athifah di hari senin pun akan sedikit berbeda dibanding dengan hari yang lain.

Oh, ya untuk perlengkapan sekolah Athifah, seperti dasi dan topi tidak pernah dikeluarkan dari dalam tas. Sebab Athifah pernah kejadian, lupa membawa topi saat upacara hari senin.

Jam masuk sekolah di hari senin, tepat jam tujuh lewat limabelas menit. Jadi minimal sekali Athifah berangkat dari rumah, sekitar jam tujuh pagi.


Arti Sarapan dan Bekal Bagi Keluarga Nawra

Pada setiap hari senin juga, Athifah selalu minta uang jajan agak lenih di hari biasanya. Jika di hari biasa hanya jajan dua ribu rupiah. Di hari senin, saya memberinya uang jajan lima ribu rupiah.

Meski ada uang jajan, setiap pagi di hari senin dan hari lainnya, Athifah selalu saya upayakan untuk sarapan dan minum susu.Sarapan pagi tidak harus nasi sih, asal perutnya ada isinya dan tidak kosong.

Selain memberi jajan, sarapan pagi, Athifah selalu saya siapkan bekal makan. Saya katakan kepadanya, meski bekal ini tidak habis atau tidak dimakan di sekolah, tidak masalah. Yang penting selalu bawa bekal.

Nanti, kalo Athifah lapar tinggal buka saja bekalnya, misalnya di jam istirahat. Atau saat menunggu jemputan sepulang sekolah. Membawa bekal juga bisa berhemat, Athfah tidak perlu jajan makanan karena lapar.

Untuk minum, saya menyiapkan satu botol yang berisi sekitar 600ml air. Kepada Athifah saya juga katakan, saya minta tolong. Air minumnya sewaktu pulang sudah habis. Jika melihat air minumnya habis, maka saya akan senang.

“Athifah, boleh ngak  minta tolong, kalo pulang ke rumah. Air minum di dalam botolnya sudah habis, jadi pulang ke rumah, hanya membawa botol kosong.”

“Ummi akan senang sekali kalo air  minum yang dibawa ke sekolah itu habis. Apha harus banyak minum supaya sehat dan pintar belajarnya”

Saya dan Athifah membuat kesepakatan begitu, hal ini saya lakukan supaya Athifah juga banyak minum.


Kami Berjalan Ke Sekolah

Athifah akan terlambat ke sekolah

Saya melihat jam, jika berangkat jam segini, maka hitungannya nanti akan terlambat ke sekolah. Saya juga merasa sangat bersalah. Seharusnya kendala teknis ini tida boleh terjadi.

Namun, saya tidak membahas soal kenapa bisa terlambat atau menyalahkan siapa penyebab keterlambatan ini.

Tidak, tidak sama sekali, saya tidak membahas itu. Namun saya lebih fokuskan bagaimana cara membangun kemandirian, kesabaran dan daya pikir Athifah untuk tetap bersemangat ke sekolah. Meski terlambat.

Sebab ada banyak anak-anak yang ngambek karena terlambat ke sekolah an akhirnya memutuskan tidak mau ke sekolah. Hal ini banyak alasannya juga, bisa jadi mental anaknya sehingga malu untuk datang atau masuk ke kelas akibat terlambat. Ada juga yang tidak mau berdiri terpisah di barisan anak-anak yang terlambat.

Dalam Perjalanan, Saya Menguatkan Athifah.

Kami ke sekolah menggunakan motor, Athifah duduk di belakang, tasnya saya letakkan di depan jok motor. Topi dan dasi sudah Athifah gunakan.

Dalam perjalanan, saya pegang tangan Athifah agar memeluk saya . Tangan yang satu lagi memegang topi sekolah. Dan kepalanya bersender di punggung belakang saya erat. Saya berusaha memberikan kenyamanan dan kekuatan. Terlambat sekolah apalagi pertama kali, tentulah membuatnya tidak nyaman.

Begitu sampai...

Saya katakan, tetaplah masuk dan ikuti hormat bendera, berdirilah di antara kakak yang terlambat itu. Saya akan menemani di luar pagar sampai upacara selesai.

Selama upacara , tak sekali pun Athifah menoleh ke belakang. Saya melihat ia berdiri dengan tegap bersama kakak kelasnya yang juga terlambat. Ia dengan gagah berdiri sembari memanggul tasnya. Ia terlihat kuat dan mandiri.

Athifah tidak ingin meletakkan tasnya, agar lebih mudah berdiri selama upacara. Tetapi ia ingin tetap menggunakan tas tersebut sampai akhirnya upacara selesai.

Saya melihat semua itu terharu, dan bersyukur. Anak kecil ini sudah  mulai kuat, paham dan mandiri serta bertanggungjawab.

Saya menepati janji, untuk menunggui ia upacara sampai selesai. Saya menunggu di luar pagar, bersama dengan beberapa orang anak murid dan orang tua yang anaknya terlambat lebih lama, dibanding dengen Athifah dan anak-anak lainnya.

Upacara selesai, terdengar kepala sekolah membacakan beberapa pengumuman penting. Pas pengumuman dan pembagian hadiah Athifah dkk diajak oleh bapak satpamnya mendekati lokasi upacara.

Barulah ia menoleh dan memberi isyarat kepada saya seolah berkata, pulanglah, Apha tidak apa-apa.

Saya pun tersenyum dan melambaikan tangan untuk berpamitan. Saya pun meninggalkan Athifah dengan hati yang tenang dan bahagia. Bersyukur Athifah bisa paham dan mengerti kondisi yang ada dan ia berusaha untuk melewatinya dengan baik.

Terima kasih ya Allah, semoga Athifah menjadi anak yang shalihah, bermanfaat untuk keluarga, bangsa dan negara. Mempunyai harta benda yang barokah, suamid an anak-anak yang shalih yang akan membimbingnya ke surgamu. Aamiin.

Saya sempat berteriak, " Apha semangat!"

Meski terlambat, tetap berikan yang terbaik agar hasil akhirnya tetap baik.


Monday, January 20, 2020

Suka Duka Menyekolahkan Anak di Ponpes Dekat Rumah

/ / 0 Comments
Suka Duka Menyekolahkan Anak di Ponpes Dekat Rumah
Assalammualaikum.Wr.Wb

www.keluarganawra.com_ Hari ini, seperti bulan yang lalu, saya bersama suami dan kedua adiknya, ingin melihat kakak Nawra di pondok pesantren. 

Seperti biasa juga, pada hari jumat atau  sabtu, si kakak sudah menelpon dan menyampaikan begitu banyak permintaan yang harus kami bawa ke pondok.

Waktu telepon yang singkat itu hanya dipenuhi dengan ucapan daftar bawaan yang diminta untuk dibawa saat kunjungan. 

Kali ini dengan motor metik, kami berangkat ke pondok sekitar jam sepuluh. Kami meninggalkan rumah, lalu menuju ke pondok bakso Bom. 

Si kakak, minta bawakan bakso BOM. Kami membeli dua porsi. Dengan Mie kuning dan bihun yang dipisahkan. Jadi nanti enak makannya, mie dan bihunnya tidak mengembang.

Selain bakso Bom, seperti biasa juga kalo jadwal kunjungan. Artinya kami akan stand bye di sana sampai pintu gerbang ditutup. Sebab kalo jadwal kunjungan itu, artinya santri hanya bisa dikunjungi saja tidak boleh dibawa ke luar pondok.

Oh, ya mohon maaf saya tidak ingin membahas soal Bakso BOM ya, nanti ada yang ngiler loh!

Saya sudah masak berbagai makanan untuk kebutuhan piknik kami dan kebutuhan makan bersama di pondok. Kami memang membawa rantang atau keranjang yang biasa kami bawa kalo sedang piknik. 

Ini sih, piknik juga cuma tempatnya aja beda. Bukan di pantai, taman atau di tempat-tempat yang biasa orang piknik keluarga. Kali ini tempat pikniknya di halaman pondok pesantren, seru kan yah.

Kegiatan piknik ke pondok ini secara rutin kami lakukan setiap bulannya, pada tiap pekan ketiga setiap bulannya. Jadi sudah terbiasa dan terjadwal. Lumayan, ada program piknik rutin keluarga kami.


Menu yang Kami Bawa Ke Pondok

Oh, ya balik lagi ke soal menu yang sudah saya masak, untuk dibawa ke pondok. Jadi saya kali ini masak sayur bening bayam dan tauge. Ini memang saya sengaja, sebab sudah dua hari ini si Athifah dan Annasya sedang tidak mau makan ayam. Mungkin dia bosan, jadi butuh menu lain. Mereka berdua sangat suka makanan yang berkuah, apalagi kalo kuahnya bening.

Sesuai dengan permintaan kakak Nawra, dia minta dibawain goreng ayam. Jadi saya menyiapkan di hari sabtu ayam ungkep. Jadi tadi tinggal  saya goreng saja. Saya  menyiapkan ayam goreng dan tahu goreng.

Lalu, untuk menambah selera makan suami dan saya, kali ini entah dapat angin surga darimana. Kayaknya dari warung Uwak sebelah masjid, hahaha. Saya masak goreng hati ampela, plus kentang dan dengan taburan pete. Biar buat nambah nafsu makan. Maafkan pete hanya pemanis saja, bukan utama loh!

Untuk stok gulai kakak Nawra, saya membuat sambal goreng tempe dengan ikan Teri Palembang yang digoreng garing. 

Cara Saya Membuat Sambal

Untuk sambalnya, saya sengaja merebus dulu semua bahannya, seperti cabe, tomat, bawang, setelah itu baru saya giling dengan blender dan ditumis. Untuk Pete, saya goreng sedikit pada saat menumis sambalnya, jadi bau khas Petenya terasa banget. Pokoknya, bikin nambah makan berkali-kali.

Kemudian untuk camilan, selain membawa aneka makanan ringan, saya juga membawa rebus jagung, kue cake bolu gulung dengan isian atau saus Blueberry.

Rasanya sudah cukup, selain ada nasi putih, air mineral, kerupuk dan tentu saja kuaci, hihihi. Jadi lumayanlah menu piknik kali ini.

Lumayan banyak kan yah...


Sampai di Pondok Pesantren

Begitu sampai kami mengisi daftar absensi, lalu nama kakak dipanggil. Tak berapa lama, kakak keluar dengan membawa tikar untuk kami duduk

Kami mencari tempat duduk, di sekitar ruang pengumuman saja, sebab lantainya sudah keramik jadi tikar tidak kotor.

Belum lagi dekat dengan lokasi untuk shalat, kamar mandi dan toilet. Jadi semua serba nyaman dan mudah kalo duduk di sekitar sini.

Tidak kebasahan jika tiba-tiba hujan dan juga tidak kepanasan. Sebab yang lainnya duduk di sekitar halaman pondok.

Namun, ada yang tidak nyamannya. Lokasinya berdekatan sekali dengan tempat para ustadzahnya kumpul. 

Pertemuan yang singkat ini, kami manfaatkan untuk saling ngobrol, bercerita, memberi nasihat dan makan-makan. Serta bermain-main antara kakak dan adiknya.

Kami di pondok, biasanya sampai ada pengumuman waktu kunjungan habis. Jadi lumayan lama. Waktu kunjungan habis biasanya sekitar jam 3, 4 dan 5. Tidak menentu sih, tergantung kebutuhannya.

Suka Duka Ponpes yang Dekat Rumah


Bagi kami, ponpes yang dekat rumah ini ada untungnya juga. Jadi kalo ada apa-apa lebih mudah dan bisa mnegkondisikannya.

Jika ingin melihat anak, tinggal datang saja pada jadwal yang telah ditentukan. jika ingin meminta ijin , bisa diajukan kepada pihak pondok. Biaya yang dikeluarkan untuk mengunjungi ponpes tidak terlalu besar.

Kalo tempatnya di luar kota, tentu saja biaya yang akan dikeluarkan juga besar jika ingin mengunjungi anak di pondok.

Bagi kami menyekolahkan kakak di ponpes yang dekat juga sebagai latihan, jika nanti akan melanjutkan sekolah di luar kota atau ke luar negeri.

Yah, artinya perlahan-lahan, latihan dulu. Meski secara hakiki nanti juga anak-anak akan meninggalkan kita para orang tuanya.

Apalagi anak perempuan, tentu saja jika sudah menikah nanti, ia akan ikut dengan suaminya.

Kalo dukanya, sih belum terasa banget, cuma pernah waktu ada keluarga yang meinkah atau yang terkena musibah. Meski lokasi dekat, tetapi kakak tidak diijinkan ke luar pondok karena hubungan kekeluargaan yang masih jauh dan memang bukan jadwalnya keluar ponpes.


  

Thursday, February 28, 2019

Ikut Lomba Mewarnai,Bisa Mengasah Keberanian dan Kreativitas Anak

/ / 0 Comments
Ikut Lomba Mewarnai,Bisa Mengasah Keberanian dan Kreativitas Anak
Assalammualaikum.Wr.Wb

Apa kabar Sahabat Keluarga Nawra

Kali ini, Keluarga Nawra mau cerita soal kegiatan dua adik Nawra, si Athifah dan si Annasya yang ikutan lomba mewarnai. Lomba ini mereka ikutin di pekan ketiga di buan Janauri yang  lalu. Bersamaan dengan jadwal kunjungan ke pondok kakak Nawra.

Namun, sewaktu Nawra menelpon , mengingatkan untuk jadwal kunjungan dan termasuk mengingatkan apa saja yang ingin Nawra minta bawakan saat kunjungan. Saya sampaikan kepada Nawra, bahwa kami akan datang agak sedikit siang. Sekitar jam sebelasan. Menarunggu kedua adiknya untuk ikutan lomba mewarnai dulu.

Ditawari Untuk Ikutan Lomba Mewarnai

Jadi hari kamis sore, saat saya sedang bersih-bersih, menyapu, menyiram tanaman di halaman depan rumah. Tiba-tiba datang tiga orang karyawan Indomaret yang membawa brosur dan katalog belanja. Mereka menawarkan kepada saya untuk mendaftarkan Athifah ikutan lomba.

Waktu saya tanya Athfah, dia dengan penuh semangat menajwab, ingin ikutan. Lalu saya berpikir sejenak. kenapa, gak sekalian aja Annasya ikutan lomba juga. Supaya bisa barengan. Dia nanti pasti mau ikutan juga , saat kami mengantar Athifah ikutan lomba.

Apalgi lokasi lombanya tidak begitu jauh dari rumah, jadi sekalian aja deh, mereka berdua ikutan lomba mewarnai.

Jadi Daftar Lomba

Biaya pendaftran lombanya hanya lima ribu peranak. Nanti dari uang pendaftaran itu, masing-masing anak akan mendapatkan snack. Jadi uang pendaftaran itu sepertinya akan balik lagi, namun dalam bentuk paket snack.

Untuk alat tulis, harus dibawa masing-masing oleh anak. Jadi nanti rencanaya mereka membawa pensil warna kayu yang Athifah dapatkan sebagai  hasil hadiah dari sekolahnya. kebetulan ada dua, pas banget. Jadi nanti ngak bakalan rebutan.

Waktu Lomba Mewarnai Tiba

Namanya anak-anak, sejak pendaftaran itu hampir setiap hari Athifah bertanya kapan lomba mewarnai . Padahal masih ada tiga hari lagi, hihihi.

Hari mewarnai pun tiba, pagi itu Athifah dan Annasya sudah bersiap. Seperti biasa mereka berdua minum susu dan makan pagi dulu. Dan masihs aja sempat bermain sepeda. Maklum, si Abahnya belum siap. 

Saya katakan kepada mereka, bahwa saya akan menyiapkan semua keperluan yang akan dibawa ke pondok. Mau masak, menyiapkan berbagai wadah makan, pakaian, serba-serbi sampai mainan untuk mereka . Yang semuanya nanti akan dibawa serta ke pondok ,   saat kami mengunjungi kakak Nawra.

Mereka pun sepakat dan akhirnya berangkat dengan riang gembira. Saya pun lanjut untuk mengerjakan hal yang lainnya.

Manfaat Ikut Lomba Bagi Anak

  •     Bagus untuk mengajarkan anak mengenal tentang arti menang dan kalah, serta perilaku baik menghadapinya. Menstimulus anak berprilaku baik
  •     Kita bisa membantu si kecil belajar mengenali kekuatan dan kelemahannya. Serta cara mengenalinya..
  •    Mulai mengajarkan dan mendorong si kecil  mulai berpikir kritis, memecahkan masalah, dan belajar mengambil keputusan.
  •     Mendorong anak untuk bersemangat dalam memeprsiapkan diri menghadapi perlombaan.
  •     Anak akan lebih percaya diri dan tangguh.
  •     Mnegajarkan anak untuk bergaul dengan orang lain dan mengenali lingkungan baru di sekitarnya.
  • Mendorong  dan melatih anak untuk bertanggungjawab untuk menyelesaikan perlombaannya

Nah, banyak juga ya manfaat ikut lomba buat anak-anak, terutama untuk anak usia 3-5 tahun. jadi kita bisa juga menstimulan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan mendorongnya untuk ikutan berbagai lomba. Seperti  lomba mewarnai. 

Jadi, kalo ada lagi pendaftaran berbagai lomba, daftarkan saja si kecil buat ikutan ya.Apalagi kalo lombanya bagus dan menarik. Ikutan aja yaaah.  
Powered by Blogger.