Assalammualaikum.Wr.Wb
Hai, apa kabar sahabat keluarga Nawra, semoga selelau bahagia yah, bersama kleuarga dan selalu mengutamakan keluarga di atas kepentingan lainnya. Meski tetap harus membangun tolerasi dan kepedulian terhadap orang lain.
Yah, saling menghormati, menghargai dan peduli antara keluarga itu penting sekali. Lalu, apa yang harus dilakukan jika di dalam keluarga kita ada yang berbeda agama.Apa yang harus diutaman di atas itu semua.
Keluarga dari pihak suami ada yang berbeda agama dengan keluarga lainnya. Ada yang beragama islam dan sebagian lainnya beragama Kristen. Kalo keluarga dari pihak saya, alhamdulillah beragama yang sama yaitu beragama islam.
Satu Keluarga Berbeda Agama
Seperti cerita saya sebelumnya, dari pihak suami saya sebagian ada yang keluarga non muslim. Jadi, keluarga dari ibu mertua saya aslinya berasal dan kelahiran dari daerah Yogjakarta. Lalu melakukan transmigrasi ke daerah Sumatera Selatan, lebih tepatnya di daerah Belitang.
Sebagian besar keluarga pihak suami juga masih banyak yang tinggal dan beraktivitas di Yogjakarta. Saat kami ada kesempatan atau kebetulan berada di Yogjakarta, kami juga saling kontak, berkomunikasi dan bertemu langsung.
Ibu mertua saya ketika menikah dengan bapak mertua, menjadi mualaf dan menetap di kota Palembang. Pasangan mertua saya mempunyai empat orang anak, salah satunya suami saya. Semua anaknya beragama islam sampai sekarang.
Ada yang unik, di keluarga ibu mertua saya meski sebagian besar beragama Kristen, ada juga yang beragama islam. Jadi sebagian ada yang beragam islam sebagian lagi beragama Kristen dan hubungan mereka baik-baik saja.
Apa yang Harus dilakukan saat di Keluarga ada yang Berbeda Agama
Usia pernikahan saya tahun ini sudah 16 tahun, jadi sudah menjalani bertemu, berkomunikasi dengan keluarga pihak suami. Termasuk yang berbeda agama. Kami berkomunikasi dan berinteraksi seperti layaknya orang lain saat bertemu langsung atau tidak langsung. Kami juga berkomunikasi melalui smartphone, mengirimkan video, foto, berbalas chat dan lain sebagainya.
Meski yang intens berkomunikasi melalui selular dengan mereka suami sih, saya hanya sesekali ikutan nimbrung. Tapi berbeda saat bertemu langsung, saya sering ikutan langsung bertemu dan ngobrol dengan mereka.
Untuk makan dan minum, biasa aja seperti dengan orang lain. Pernah waktu itu, kami berkunjung ke Belitang. Jadi, kami diarahkan untuk menginap di rumah keluarga yang muslim sehingga kami bisa melakukan aktivitas ibadah juga dengan nyaman. Begitu juga dengan makanan.
Sebaliknya saat mereka datang ke rumah kami. Jadi sejak tahun 2019 kami terkena banjir besar sehingga merendam rumah kami. Banyak barang-barang kami hilang dan rusak. Kami mulai belajar untuk hidup minimalis dengan perabotan. Jadi setiap ada tamu atau keluarga yang mau datang, kami selalu menyediakan minuman dan makanan instan. Sebenarnya ini pun sebelum terkena banjir, memang sudah menjadi kebiasaan cara kami melayani tamu yang datang ke rumah. Bukan hanya keluarga, teman-teman saya, suami atau anak-anak yang datang. Kami memberikan mereka makanan dan minuman instan. Yah, mengurangi cuci piring juga sih.
Seperti beberapa waktu lalu, masih di bulan Juli ini. Nah, kebetulan kami terkena banjir lagi meski hanya kamar Athifah dan Nasya, ruang makan, dapur serta kamar mandi yang terendam. Kami tteap saja repot dan ribet beberes.
Tiba-tiba, ada telepon salah satu keluarga yang dari kota Palembang, dan Belitang sedang melakukan perjalanan ke Bengkulu. Selain ingin berkunjung ke rumah kami, mereka juga akan mengunjungi keluarga lainnya yang ada di beberapa daerah yang ada di Bengkulu, di daerah Argamakmur, Ketahun dan akan melanjutkan perjalanan ke Lampung.
Saat menelepon mereka masih berada di daerah Curup, Rejang Lebong. Masih sekitar tiga jam lagi baru memasuki kota Bengkulu. Mereka mau mampir dulu ke kota Kepahiang baru akan lanjut ke kota Bengkulu. Jadi, masih ada waktu untuk persiapan.
Mendengar berita itu, kami pun bergegas mempersiapkan untuk menyambut kedatangan mereka. Membereskan rumah seadanya sebab rumah emang lagi berantakan. Rumaha kami kena banjir hari kamis dan jumat. Hari sabtu mereka datang, jadi emang masih berantakan banget.
Kami menyiapkan makanan dan minuman untuk mereka. Termasuk menyiapkan oleh-oleh, berbagai makanan khas Bengkulu. Termasuk kopi yang super enak dari Bengkulu. Sudah tau kan yah, kopi Robusta Bengkulu. Adalah salah satu kopi yang enak di Indonesia dan dunia.
Suami, gesit menyiapkan oleh-oleh untuk mereka dan keluarga yang ada di Pelembang dan Belitang. Semoga buah tangan ini menjadi perantara makin eratnya hubungan keluarga dan silaturahim.
Menjelang siang, tibalah mereka di rumah kami. Yah, biasalah, begitu datang. Ada yang langsung ingin ke kamar mandi, ada yang charge handphone, ada yang mau rebahan. Yah, lumayan lelah dan penat melakukan perjalanan darat meski menggunakan kendaraan sendiri. Yang katanya bisa berhenti dimana saja, kapan saja suka. Tetap saja capek yah.
Kami ngobrol, bercengkrama dan bercerita tentang apa saja dengan seru. Diselingi dengan tawa dan senyum. Obrolan hangat yang disertai dengan menyantap makanan dan minuman yang sudah kami hidangkan.
Yang datang ini dua keluarga, sepasang suami istri dan sepasang lagi membawa seorang anak. Jadi empat orang dewasa dan satu anak remaja.
Mereka itu adalah bude dan buleknya suami saya. Mereka juga semua non muslim. Tapi kami menerima mereka dan melayani mereka secara biasa saja. Seperti layaknya keluarga kami yang lainnya datang. Apalagi memang selama ini komunikasi kami dengan mereka juga baik, sering berkomunikasi melalui handphone.
Kedatangan mereka juga, secara nggak langsung untuk mengundang kami untuk hadir pada pernikahan anak bude kami pada bulan September nanti di kota Palembang.
Yah, in sya Allah semoga kami diberikan kesempatan waktu dan rejeki untuk menghadiri pernikahan anak bude kami di bulan September nanti.
Setelah ngobrol, bercerita, makan dan minum. Akhirnya, jelang sore mereka ijin pamit untuk melanjutkan perjalanan ke kota Argamakmur di Bengkulu Utara.
Alhamdulillah dan terima kasih sudah dikunjungi, apalagi dalam kondisi terkena banjir ini ada yang datang ke rumah. Menjadi salah satu hiburan dan obat pelipur lara buat kami. Apalagi dengan silaturahim rumah dan keluarga yang dikunjungi akan mendapatkan keberkahan.
Jadi, kesimpulannya bahwa ketika ada keluarga berbeda agama datang ke rumah , utamakan untuk memberikan pelayanan yang baik. Kita berikan minuman dan makanan serta apa saja yang mereka butuhkan saat berkunjung ke rumah kita.
Selain itu tetap jalin komunikasi dan silaturahim meski mereka sudah pulang atau saat kita berada dimana saja supaya hubungan keluarga tetap terjalin dengan baik.
Terima kasih sudah berkunjung di blog Keluarga Nawra. Lain waktu datang lagi ya