Bengkulu masih banyak sekali hutan alami yang banyak ditumbuhi berbagai tumbuhan kayu. Salah satunya adalah pohon Trap. Nama lain pohon Trap secara ilmiah lebih dikenal dengan nama Artocarpus Elasticus.
Sejak lama dari dahulu kala sejak penjajahan Jepang, kulit pohon Trap atau Artocarpus Elasticus sudah lama dimanfaatkan oleh warga untuk keperluan sehari-hari terutama untuk pakaian. Kulit pohon Trap atau Artocarpus Elasticus ini biasa dibuat pakaian, kain sarung, peci, selimut, tas, keperluan tali temali dan lain sebagainya.
Keindahan kain Lantung Bengkulu dengan ecoprint |
Sejak lama juga kulit pohon Trap atau Artocarpus Elasticus ini sudah melekat di masyarakat Bengkulu, terutama di wilayah Bengkulu Selatan. Pohon Trap atau Artocarpus Elasticus merupakan sejenis pohon sukun-sukunan dan bergetah sehingga tidak mudah sobek. Ukurannya juga bisa lebar.
Pohon dan Kain Kulit Lantung yang sudah dilepas dari pohonnya |
Nama Lain Pohon Trap atau Artocarpus Elasticus
Masyarakat Bengkulu mengenal dan menyebut nama lain dari kulit pohon Trap atau Artocarpus Elasticus adalah Kulit Lantung. Masyarakat Bengkulu secara umum, lebih mengenal dan menyebutnya dengan nama Kulit Lantung.
Cara Mengambil Kain Kulit Lantung Bengkulu |
Cara Melepaskan atau Mengambil Kain Kulit Lantung Bengkulu |
Nama Lantung diambil dan dibiasakan oleh masyarakat karena kulit Lantung dalam proses pengerjaannya sebelum diolah menjadi berbagai benda keperluan sehari-hari harus dipukul dulu berkali-kali dengan alat yang disebut Perikai. Saat kulit Lantung dipukul dengan Perikai maka mengeluarkan bunyi “Tung..tung” oleh karena itu masyarakat sekitar yang sering mendengar hal itu akhirnya menyebut namanya menjadi kain kulit Lantung.
Kain Kulit Lantung Bengkulu yang dipukul dengan Perikai |
Oh, ya untuk Perikai ini sendiri terbuat dari kayu juga. Kain Lantung dipukul oleh Perikai yang di bawahnya beralaskan papan atau kayu balok. Ukuran Perikai ini sekitar 40x 10 cm. Bunyi pukulan ini memang terdengar sangat khas. Oleh karena itu masyarakat mengenal dan menyebutnya dengan sebutan kulit kain Lantung.
Bentuk Alat Perikai |
Kreasi Dari Kain Kulit Lantung
Kreasi atau kerajinan kulit Lantung ini juga banyak dan mudah ditemukan diberbagai toko atau kios pusat oleh-oleh khas Bengkulu, di toko souvenir dan lain sebagainya.
Kreasi atau karya kreatif yang bisa ditemukan dan dibeli berupa gantungan kunci, aneka bunga, pigura, tas sederhana, kotak pensil, kotak perhiasan, sampul buku dan lain sebagainya. Masih jarang yang menggunakan kain Lantung ini sebagai bahan pakaian seperti zaman dulu. Mungkin untuk pakaian karena sudaha sangat berkembang pesatnya industry pakaian jadi, maka masih jarang yang menggunakan kain kulit Lantung untuk pakaian.
Aneka Kreasi Kain Lantung dengan Ecoprint |
Kain Lantung Warisan Budaya Tak Benda
Kulit kayu Lantung Bengkulu telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia oleh Kemdikbud R pada tahun 2015. Di Bengkulu yang menjadi penghasil atau sumber penghasil kain kulit Lantung salah satunya adalah Desa Papahan kecamatan Kinal kabupaten kaur.
Memang sejak dulu kain kayu Lantung ini sudah digunakan untuk keperluan sehari-hari, banyak kelebihan yang dimiliki oleh kain kayu Lantung ini antara lain, serat alami, pewarna yang kuat, kainnya kuat dan kokoh. Bahkan oleh suku Kaur Bengkulu, kayu Lantung ini juga digunakan sebagai tali-temali untuk keranjang yang disebut dengan masyarakat sekitar dengan nama Kinjar.
Kinjar ini bisa menampung banyak benda-benda, seperti hasil kebun, perlengkapan masak di kebun , keperluan untuk bertani dan berkebun seperti cangkul, pisau. Kain kulit Lantung sangat kuat dan tidak mudah putus atau sobek.
Kinjar, keranjang khas suku Kaur |
Kain Lantung Menjadi Kain Ecoprint
Alfira Oktaviani adalah seorang mompreneur, ibu rumah tangga yang berwirausaha. Kecintaan pada fesyen dan seni mendorong dia untuk belajar ecoprint yang masuk ke Indonesia pada 2016. Sejak 2018 dia mendirikan Semilir Ecoprin. Usaha ini memperkenalkan fesyen ramah lingkungan yang mentransfer bentuk dan warna daun asli ke media kain melalui kontak langsung. Melalui produknya, Alfira mengeksplorasi kekayaan flora Indonesia sebagai wujud lain pelestarian budaya dan alam.
Bersama sekelompok ibu-ibu yang membantunya Alfira membuat berbagai jenis aksesori dan kerajinan seperti tas, dompet, selendang. Salah satu andalannya adalah produk dari bahan kulit kayu lantung khas Bengkulu. Alfira ingin memperkenalkan pesona kulit lantung kepada dunia.
Aneka kreasi kain Lantung Bengkulu |
Melalui Alfira Oktaviani lewat semilir eco print ia ingin mengusung Lantung Bengkulu dengan keindahan ecoprint. Agar keindahan kain kulit Lantung ini bisa dimiliki dan dirasakan oleh banyak orang Indonesia bahkan dunia.
Alfira Oktaviani, Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards
Alfira Oktaviani bersama Semilir memberikan pengetahuan mengenai kain Kulit Lantung ini yang juga sudah menjadi warisan budaya untuk menjaga, mengembangkan potensinya. Salah satunya dengan mengembangkan dan menginovasi kain kulit Lantung ini menjadi kain ecoprint.
Penerima Apresiasi Satu Award Indonesia 2022 |
Saat Alfira Oktaviani diwawancara oleh team SATU Indonesia Awards, ia merasa sangat yakin dan nyaman sebab apa yang menjadi visi misi semilir sejalan dengan apa yang digaungkan juga oleh SATU Indonesia Awards. Di antara kesamaan visi misi itu adalah memperomosikan budaya, kegiatan empowering , sustainable.
Selain itu saat ini Alfira Oktaviani juga berkolaborasi dengan sesama teman-teman Satu award.Bahkan yang di luar bidang untuk sama-sama bersinergi melakukan hal-hal positif.
Lewat upaya dan kerja keras Alfira Oktaviani bersama team Semilir,untuk mempromosikan dan mengusung Lantung Bengkulu dengan Keindahan Ecoprint menghantarkan ia menjadi salah satu penerima Apresiasi Bidang Kewirausahaan dari SATU Indonesia Awards tahun 2022.
Oh, ya untuk melihat Kiprah Alfira Oktaviani dan Semilir bisa subsribe di akun youtube Semilir Ecoprint
Tentang SATU Indonesia Awards
Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards merupakan wujud apresiasi Astra untuk generasi muda, baik individu maupun kelompok, yang memiliki kepeloporan dan melakukan perubahan untuk berbagi dengan masyarakat sekitarnya di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, serta satu kategori Kelompok yang mewakili lima bidang tersebut