Assalammualaikum.Wr.Wb
Apa kabar sahabat Keluarga Nawra, bagaimana keluarga anak dna keluarga hari ini. Semoga selalu sehat, berlimpah kebahagian dan rejeki. Ammiin. Setelah masa pandemi ini anak kita bergulat dengan teknologi igital yah. Mau tidak mau, suka atau tidak suka. Anak kita sering banget terpapar screen. Entah belajar via zoom, browsing materi dan yang pastinya mereka bnayak yang sudah memiliki handphone sendiri.
Nah, soal handphone, menurut penelitian. Usia yang tepat anak mempunyai gadget sendiri adalah minimal usia 13 tahun. Dimana pada pada usia tersebut diyakini anak sudah bisa membedakan antara yang baik dan buruk. Anak sudah bisa membedakan antara tontonan yang boleh dan tidak boleh dilihat. Termasuk menjaga privasi, seperti kata sandi, informasi login dan lain sebaginya.
Namun, kenyataannya banyak anak di bawah usia 13 tahun tersebut sudah membelikan handphone untuk anaknya. Entah dengan berbagai alasan. Namun memang sudah berubah zamannya. Jadi orang tua pun harus menyesuaikan dan mengkondisikan diri dengan tantangan dunia digital ini.
Tantangan Jadi Orang Tua Digital
Menjadi orang tua masa kini di era digital memang menjadi tantangan, mengikuti arus perkembangan teknologi dalam mendampingi anak belajar. Tekadang kita sering melupakan, bahwa ‘mendampingi bukankan berarti memerintahkan’.
Dikala pandemi, belajar melalui daring menuntut kita mendampingi anak secara ekstra, di sinilah kita diharuskan untuk mau belajar bersama mengenal berbagai aplikasi digital.
Sebagian orang tua bisa mendampingi anak dan mengikuti anak dalam menjalani aktivitas digitalnya. Namun banyak sekali orang tua yang kurang mengerti dengan dunia digital bahkan terkesan gaptek.
Bagaimana Orang Tua Bisa Mendampingi Anak
Nah, ternyata anak membutuhkan ortu yang update saat ini yang dapat menjadi teman menjelajahi dunia secara digital, bukan ortu yang kudet (kurang update) yang malah menyalahkan ketika anak pegang smart phone.
Ada banyak orang tua yang mengeluh, kenapa si anak hanya aktif di dalam kamar lalu bermain handphone dan laptop. Kadang lupa makan dan aktivitas pribadinya. Semua harus diingatkan, bahkan hingga berkali-kali. Ujung-ujungnya orang tua marah.
Lalu soal berkomunikasi lewat chat Whatapps, anak suka menjawab dengan singkat dan tidak suka diulang-ulang. Sedangkan sebelumnya ortu sudah kirim pesan chat panjang. Ternyata anak menjawab dengan singkat. Ujung-ujungnya terjadi lagi selisih paham dan orang tua marah lagi
Pahami Komunikasi dan Cara Berbicara dengan Anak
Saya awalnya juga sempat marah, namun saya mencoba untuk memahami dan mencari tahu. Kenapa anak bersikap begitu. Jadi mari kita coba kenali dulu gaya komunikasi anak kita yang lahir di era digital, seperti apa pola bermain, pola belajar, dan pola bersosiasilasi semua tidak luput dari teknologi.
Generasi Z berkembang dan bertumbuh dalam lingkungan teknologi, sebagai orang tua kita memiliki kontribusi dalam memperkenalkan dengan gadget pada anak, nah jangan lupa kita sebagai ortu harus tetap mendapinginya, ingat anak akan bangga sama ortu yang update bukang yang kudet.
Berikut Data Tren 10 Profesi Masa Mendatang Yang Diminati Generasi Z Dampingi anak mencapai cita – cita mulia nya.
SEJARAH SMA PINTAR LAZUARDI
SMA PINTAR LAZUARDI-BLENDED LEARNING HIGH SCHOOL mulai beroperasi sejak tahun 2021-2022 sebagai pengembangan dari sekolah Lazuardi Group.
Sekolah online, khususnya untuk universitas dan SMA, tampaknya akan menjadi trend sekolah alternatif yang tak terhindarkan. Lazuardi konsisten akan ikut serta memberikan kontribusi pada sistem pendidikan di negeri kita, dengan menyelenggarakan SMA Blended Learning tanpa meninggalkan kreativitas secara optimum.
Caranya dengan menambahkan aktivitas hands on mandiri siswa lewat project based learning. Juga dukungan Learning Management System (LMS) yang diberi nama Pintar.
SMA PINTAR LAZUARDI-BLENDED LEARNING HIGH SCHOOL
Menggabungkan antara kegiatan tatap muka dan pembelajaran online dengan prosentase pembelajaran online lebih besar. Kegiatan tatap muka akan dilakukan seminggu sekali di sekolah home based. Kegiatan tatap muka difokuskan untuk:
• pembentukan karakter,
• pengembangan keterampilan sosial,
• coaching tentang karir,
• kegiatan praktikum yang tidak dapat dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran online.
Untuk peserta didik yang berasal dari wilayah yang belum tersedia sekolah home based, kegiatan tatap muka akan digantikan dengan program pengayaan dan coaching yang dilakukan secara online.
KURIKULUM
Kurikulum di SMA Lazuardi mengacu pada kurikulum Nasional yang sedang berlaku diperkaya dengan konten kurikulum dari berbagai negara dan kurikulum keahlian.
VISI : Masyarakat berbudaya luhur berlandaskan kebaikan welas asih, dan kebahagiaan spiritual.
MISI : Menggali dan mengembangkan potensi setiap individu dalam menciptakan perbaikan kehidupan.
LEARNING MANAGEMENT SYSTEM
Pedagogical Intelligence Architecture (PINTAR) adalah sebuah strategi pedagogi (pembelajaran) yang diterapkan melalui sebuah Learning Management System (LMS) online yang memperhatikan keterikatan antara peserta didik dengan proses pembelajaran melalui feedback process.
PINTAR (Pedagogical Intelligence Architecture)
adalah LMS pendukung pembelajaran online di SMA Pintar Lazuardi yang didukung oleh aplikasi yang canggih yang dapat diakses di mana saja dan kapan saja.
KEUNGGULAN LMS PINTAR
• MULTIPART berarti materi disampaikan dalam bagian-bagian kecil dan dipilih hanya materi fundamental dari sebuah mata pelajaran. Upaya ini dimaksudkan agar mudah dipahami secara mandiri oleh siswa.
• FEEDBACK SYSTEM akan memastikan peserta didik terlibat aktif, berinteraksi, saling memberi dan menerima umpan balik (feedback) untuk efektivitas belajar, mengetahui capaian hasil belajar, terbentuknya komunitas belajar, mendokumentasikan portofolio yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja.
• DIFFERENTIATED LEARNING Dimulai dengan diagnostic assessment, sehingga dapat memandu learning path yang akan dilalui siswa dari urutan materi dan memungkinkan siswa memiliki tahapan belajar yang berbeda.
• LEARNING PATH peserta didik akan memililki ‘jalur/peta’ untuk mencapai hasil belajar yang sesuai dengan kemampuan dan tujuan pembelajaran.
• MULTI-FRIENDLY CONTENT Materi dan media pembelajaran dikemas dalam beragam bentuk sesuai kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Disajikan sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh peserta didik.
• GAMIFICATION Pembelajaran online juga mempertimbangkan kesenangan dan keseruan. Ini dilakukan dengan menambahkan unsur games dalam pembelajaran.