Assalammualaikum.Wr.Wb
Dear Sahabat keluarga nawra. Hari ini 10 Januari 2019, kami
sekeluarga mengantar Kakak Nawra ke pondok pesantren kembali. Setelah liburan
semester ganjil, sejak tanggal 22 Desember 2019. Lumayan juga lama liburan
sekolahnya.
Semua perlengkapan Nawra sudah mulai kami persiapkan sejak
sehari dia di rumah. Maklum dia membawa pulang semua barang-barangnya di
asrama. Jadi mulai ada yang disisihkan jika itu barang kepunyaan Nawra. Supaya
tidak tercecer nantinya.
Saya menyiapkan keranjang khusus untuk menampung semua
barang-barang Nawra.
Saat kami menjemput, Nawra suah berkemas dan menyiapkan ada
tiga barang dalam kantong gede dan kardus yang siap kami angkat , untuk dibawa
pulang.
Ternyata, kata Nawra ada atu kantong lagi yang tertinggal,
di dalam tas tersbut terdapat baju harian Nawra. Satu tas tersebut tertinggal
di depan asrama alias lupa dibawa pulang.
Berkemas Menuju Pondok
Hari ini saya dan suami tetap bekerja, Athifah juga tetap
sekolah. Pagi hari saya dan Nawra berangkat ke rumah Nenek. Nawra dan Annasya
saya tinggal di rumah neneknya dulu. Pas istirahat siang, kami sepakat untuk
kumpul di rumah nenek, lalu dengan mobil menjemput barang-barang Nawra di rumah
kemudian menuju pondok.
Semua barang keperluan Nawra yang akan dibawa ke pondok
sudah kami persiapkan sejak malam tadi. Semua sudah dikemas rapi dan di packing. Barang-barang tersebut
semuanya kami tumpuk di ruang tamu. Ada satu keranjang besar yang berisi baju
seragam Nawra yang sudah di-laundry.
Seperti dulu, peertama kali. Saya yakin keranjangn ini tidak
akan diperbolehkan untuk dipake di asrama. Hanya untuk memudahkan untuk
mengangkat barang-barang saja.
Palingan nanti juga dipulangkan kembali.
Berangkat Menuju Pondok
Habis shalat zuhur, kami berangkat ke pondok dari rumah
Nenek Nawra. Sebelumnya kami mampir dulu ke pom bensin,lalu menjemput semua
barang di rumah.
Dalam perjalanan menuju rumah, semua anak-anak tertidur.
Kami membiarkannya. Mampir dulu sebentar ke Minimarket Koya untuk membeli
sambal Mustofa, ternyata stoknya kosong. Jadi kakak , ga bawa sambal kali ini.
Tapi di rumah saya sudah menyiapkan ayam goreng untuk dibawa .
Sampai di rumah, anak-anak lanjut tertidur. Kami menyiapkan
dan memindahklan semua keperluan anak-anak untuk ke pondok. Termasuk bekal
minuman dan makanan. Maklum kalo seperti sebelumnya, tentu saja kami akan
pulang sore, sampai pintu gerbang ditutup.
Setelah semua barang dipindahkan dan semua perlengkapan
ready, kami shalat zuhur. Setelah itu
membangunkan Nawra untuk shalat juga. Lalu lanjut berangkat.
Kali ini anak-anak sduah tidak tertidur lagi, berangkat dari
rumah sudah terdengar suara petir, namun ga tahu di daerah mana yang sduah
hujan. Cuaca memang sedang tak menentu, angin tetiba berhembus kuat. Kami
melaju dengan Starlet.
Di tengah jalan, hujan mulai akna turun. Kami mapir dulu ke
rumah makan Tanjung Bungo di simpang Tugu Hiu, membelikan Nawra nasi bungkus
dengan lauk Ayam Bakar. Ini merupakan rumah makan langganan kami. Di sini
banyak dijual aneka gulai dusun, dengan harga bisa dibeli mulai dari lima
ribuan.
Kami lanjut lagi, ternyata pas lewat di komplek perkantoran
Walikota Bengkulu, hujan kian turun. Sekarang hujan panas.Kami melaju lurus ke
arah perumahan UNIB ingin mampir ke ATM BRI untuk ambil uang.Setelah itu, kmi
mutar balik lagi kea rah dua jalur di dekat perumahan Al-Kautsar terus menuju kea
rah pondok pesantren.
Ajaib, di sepajang jalan ini tidak hujan, namun cuaca
mendung. Kami semua terkekeh dan tersenyum. Jalan ini memang lurus saja dan
jalannya juga mulus. Jadi nyaman untuk berkendara.
Tak berapa lama ,sampai kami di pondok sekitar jam dua lewat
sepuluh menit. Padahal waktu balik ke pondok lagi,sudah ditentukan pukul dua
siang tepat.Tapi pondok juga masih terlihat sepi, masih banyak yang belum
datang.
Kami menurunkan semua barang keperluan Nawra, lalu melapor.
Nah, buku biru perizinan Nawra ketinggalan beserta dengan raportnya. Tapi di
meja petugas, juga disiapkan daftar absensi yang berisi juga informasi jam
kedatangan.
Setelah diperiksa, semua barang bisa dibawa masuk lagi ke
asarama. Kecuali satu produk cologne, yang tidak bisa dibawa masuk. Harus
dibawa pulang. Nawra menerima hal tersebut, kemudian memberikannya kepada saya
lagi untuk dibawa pulang.
Menunggu Sampai Pintu Asrama Tutup
Hari ini tutup pintu asrama di jam empat sore tepat. Itu
artinya juga merupakan batas waktu terakhir para orang tua bisa melihat,
ngobrol, berkunjung di pondok. Seusai itu harus pulang dan anak santri juga
akan segera memulai aktivitas pondoknya.
Selama menunggu ini, kami tidak diperbolehkan masuk ke
asrama. Jadi para orang tua hanya bisakumpul, duduk-duduk di depan asrama atau
di halaman pondok.
Saat menunggu itu kami manfaatkan untuk lebih banyak
mengobrol, bertanya,saling bercerita dan saling mendengar dengan Nawra mengenai
kehidupannya di asrama. Kadang ada saja cerita lucu yang disampaikan Nawra
mengenai kisah di pondok. Baik yang berkaitan dengan guru atau dengan
teman-temannya. Termasuk cerita diriny sendiri yang lucu bahkan kadang tragis.Seperti
cerita barang-barangnya yang hilang atau saat ia kena hukuman.
Waktu Berkunjung Hampir Habis
Kami nego dengan Nawra, bahwa di jam empat atau menjelang
azan ashar.kami ijin pulang duluan. Sebab Babahnya masih harus ke kantor lagi,
masih harus absen sore. Masih ada waktu sekitar satu jam lagi menuju jam empat
sore.
Awalnya Nawra ga mau, harus benar di jam empat. Namun
akhirnya dengan wajah yang masih diliputi cemberut. Akhirnya, ia pun
mengizinkan kami untuk pulang.
Kami mengatakan bahwa minggu depan, kami akan datang lagi.
Sebab merupakan jadwal kunjungan santri. Jadi nanti in sya Allah kami akan
mengjungi kembali seperti biasa dan membawa barang-barang keperluan Nawra yang
tertinggal , termasuk juga makanan dan minuman untuk snack di pondok.
Kami pun pulang, setelah bersalaman dan berciuman serta berpelukan.
Meski muka dan mata Nawra mulai diliputi dengan air mata.
Kami pulang dulu ya kakak, semoga Allah SWT selalu menjaga
semangat dan keiklasanmu ya. Semoga selalu istiqomah dan barokah belajar di
pondok. Aamiin.
Terima kasih sudah berkunjung di blog Keluarga Nawra. Lain waktu datang lagi ya