Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka
Nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Merdeka
Tahun ini usia Indonesia 72 tahun. Perayaan dan gegap gembira kemerdekaan ini terasa di mana-mana dan dapat dirasakan oleh siapa saja. Dari anak-anak hingga orang dewasa, tua dan muda serta kaya dan miskin.. Semuanya sama ingin merayakan kemerdekaan ini dengan gembira. Berbagai acara dan Lomba digelar untuk memeriahkan HUT RI ini. Di seluruh pelosok negeri. Bendera Merah Putih berkisar dengan gagah.
Saya dan suami ingin mengajarkan dan mengajak Nawra usia 10 tahun tentang arti kemerdekaan tersebut. Supaya dia bisa memahami dan melihat dari berbagai sudut pandang . Terutama dari sudut pandang yang lain.
Jadilah hari ini, Nawra yang sudah duduk di kelas enam SD tidak sekolah, tidak mengikuti serangkaian kegiatan tujuh belasan di sekolahnya. Mulai dari upacara pengibaran bendera merah putih . Kegiatan pembacaan teks proklamasi dan berbagai kegiatan lomba.
Tepat di tanggal 17 Agustus tersebut. Kami mengajak Nawra ngetrip ke pulau Tikus. Salah satu dari dua pulau yang terdapat di Bengkulu. Pulau satunya lagi bernama Enggano. moga kami pun bisa ke sana juga.
Tujuan kami mengajak Nawra ke pulau Tikus adalah salah satunya mengajarkan #ArtiKemerdekaan tentang kehidupan anak pulau. Serta makna lainnya dalam peringatan Hari Proklamasi atau kemerdekaan ini. Yang setiap tahun dirayakan oleh bangsa Indonesia pada setiap bulan Agustus.
Semoga kami bisa memberikan pengalaman yang luar biasa bagi NAWRA.
Tujuan kami mengajak Nawra ke pulau Tikus adalah salah satunya mengajarkan #ArtiKemerdekaan tentang kehidupan anak pulau. Serta makna lainnya dalam peringatan Hari Proklamasi atau kemerdekaan ini. Yang setiap tahun dirayakan oleh bangsa Indonesia pada setiap bulan Agustus.
Semoga kami bisa memberikan pengalaman yang luar biasa bagi NAWRA.
Semua perlengkapan untuk berlayar ke pulau Tikus sudah siap. Saya menyiapkan satu tas ransel khusus untuk Nawra. Semua keperluan selama di sana sudah masuk di dalam tas ransel tersebut.
Waktu yang dibutuhkan untuk bisa sampai di pulau Tikus adalah sekitar 35-- 60 menit. Tergantung suasana pantai dan cuaca
Oh, ya kami berangkat bersama rombongan Blogger Bengkulu. Ada sekitar 20 orang yang berangkat. Direncanakan sampai di sana. Akan dibuat atau dilakukan semacam acara peringatan HUT RI secara sederhana. Di isi dengan bernyanyi lagu Indonesia Raya dan Hari Merdeka dan melakukan lomba ala tujuh belasan.
Akhirnya, kapal kami sampai. Kami turun di atas air sebab belum ada dermaga. Airnya sekitar sebatas lutut. Nawra langsung membawa barang bawaannya.
Begitu sampai Nawra langsung minta makan. Lapar keluhnya.
Baru Sampai Nawra Kelaparan |
Saya sampaikan bagaimana Kak, jika di sini kita lupa atau tidak ada makanan. Apa yang harus kita lakukan.
Nawra hanya tersenyum meringgis.
Lalu kami pun terus masuk ke dalam Pulau. Atau menuju tengah pulau. Jaraknya sangat dekat. Ukuran pulau ini hanya sebesar lapangan sepakbola. Jadi kita bisa mengelilingi pulau ini hanya hanya dengan berjalan kaki saja. Tidak membutuhkan waktu lama.
Nawra akhirnya duduk di tempat yang sudah disediakan oleh penjaga pulau untuk makan. kami pun memberitahunya bahwa di pulau ini hanya ditunggu atau dihuni oleh sepasang suami istri. Mereka memang ditugaskan dan digaji oleh pemerintah pusat untuk menjaga dan menunggui pulau ini.
Saya berikan bayangan, apakah Nawra mau atau siap melakukan seperti yang dilakukan sepasang suami istri tersebut. Mereka hanya berdua dan tidak ditemani oleh anak-anaknya dan sanak keluarganya.
Memang di pulau ini ada aliran listrik dan rumah yang disediakan. Namun, tanpa tetangga, tanpa teman dan tanpa sanak keluarga, untuk tinggal di sebuah pulau berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun bukanlah sebuah perbuatan yang bisa dilakukan semua orang. Menjaga pulau terluar dari Indonesia, demi menjaga keutuhan wilayah Indonesia
Ternyata rombongan kami lapar semuanya, jadi setelah makan. Saya kumpulkan teman-teman dan mengajak mereka untuk mengenang dan menghayati hari kemerdekaan ini. Saya juga menyampaikan, untuk pentingnya menjaga kelestarian ekosistem pantai, tidak membuang sampah sembarangan, tidak merusak dan tidak berkata atau berucap yang tidak senonoh. Termasuk melakukan kegiatan asusila. jadi harus bisa menjaga diri dan ucapan. Saya himbau untuk saling mengingatkan dan menjaga.
Kami lalu bernyanyi lagu Indonesia Raya dan Hari Merdeka. Sembari masing-masing kami mengibarkan bendera merah putih. Bernyanyi juga lebih tertib karena ada dirijennya. Si Nanie yang kebetulan emang biasa jadi dirijen di kantornya.
Setelah bernyanyi, kami pun melanjutkan dengan kegiatan lomba. Lomba kali ini seperti lomba tujuhbelasan yang biasanya dilakukan. Yaitu lomba MAKAN KERUPUK.
Untuk tim pertama Nawra ikutan dengan rombongan laki-laki. Dia memang ingin ikutan tanpa paksaan dan memang dia enjoy melakukannya. Meski lawannya para lelaki dan ada juga yang bapak-bapak. Tidak ada peserta anak-anak. Tetapi Nawra senang sekali dan menikmati. Saya pun sangat senang.
Waktu saya tanyakan, kenapa dia mau. Dengan senyum dia menjawab,
Nawra akhirnya duduk di tempat yang sudah disediakan oleh penjaga pulau untuk makan. kami pun memberitahunya bahwa di pulau ini hanya ditunggu atau dihuni oleh sepasang suami istri. Mereka memang ditugaskan dan digaji oleh pemerintah pusat untuk menjaga dan menunggui pulau ini.
Saya berikan bayangan, apakah Nawra mau atau siap melakukan seperti yang dilakukan sepasang suami istri tersebut. Mereka hanya berdua dan tidak ditemani oleh anak-anaknya dan sanak keluarganya.
Memang di pulau ini ada aliran listrik dan rumah yang disediakan. Namun, tanpa tetangga, tanpa teman dan tanpa sanak keluarga, untuk tinggal di sebuah pulau berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun bukanlah sebuah perbuatan yang bisa dilakukan semua orang. Menjaga pulau terluar dari Indonesia, demi menjaga keutuhan wilayah Indonesia
Pengarahan dan Himbauan |
Nyanyi lagu Indonesia Raya |
Setelah bernyanyi, kami pun melanjutkan dengan kegiatan lomba. Lomba kali ini seperti lomba tujuhbelasan yang biasanya dilakukan. Yaitu lomba MAKAN KERUPUK.
Nawra Pede Ngelomba |
Untuk tim pertama Nawra ikutan dengan rombongan laki-laki. Dia memang ingin ikutan tanpa paksaan dan memang dia enjoy melakukannya. Meski lawannya para lelaki dan ada juga yang bapak-bapak. Tidak ada peserta anak-anak. Tetapi Nawra senang sekali dan menikmati. Saya pun sangat senang.
Waktu saya tanyakan, kenapa dia mau. Dengan senyum dia menjawab,
Hari ini kan ulang tahun Indonesia, jadi semua orang bahagia. Semua orang harus ikut memeriahkan dengan ikutan lombanya. Jangan malu.
Saya pun tersenyum, bahagia....
Lomba Makan Kerupuk |
Setelah melakukan kegiatan lomba, kami akhirnya tiba pada bagian yang sudah ditunggu-tunggu oleh Nawra yaitu bermain di water spot atau bermain di dalam air. Ada sesi menyelam di dalam air dan bertemu dengan Clown Fish atau ikan Nemo yang berwarna orange putih yang tersohor di film Finding Nemo.
Nawra senang sekali , dia pun segera berlari ke arah laut. Meski pun Nawra sudah bisa berenang dengan gaya dada dan bebas. Namun harus tetap diawasi. Berenang di lautan sangat berbeda dengan di kolam renang.
Saya pun ikut menemani dan mengawasinya dengan saksama. Dia pun sangat senang keluar masuk ke dalam laut. Berkali-kali dia bercerita kalo saat menyelam di dalam laut itu dia melihat Nemo berkali-kali. Padahal sesi giliran berfotonya belum tiba. Tapi Nawra sudah menyelam berkali-kali dan bertemu Nemo berkali-kali.
Bertemu Nemo |
Pasir pantai pulau Tikus yang bersih membuat Nawra juga betah berlama-lama duduk dan bermain di atas pasirnya. Bahkan celana dan bajunya juga dipenuhi dengan pasir dan terumbu karang. Nawra cuek saja, meski kotor dan penuh dengan pasir. Alasannya nanti bisa dicuci dan dibersihkan. tetapi menikmati pasir dan laut yang indah ini tidak bisa sering dilakukan. Nawra, benar entah kapan kami bisa datang lagi kemari.
Lama sekali saya membujuk Nawra untuk menepi dan berganti pakaian. Dia tidak mau, berganti pakaian. Mau bermain air saja dan bermain pasir.
Pasirnya Putih Bersih, Betah Bermain |
Akhirnya saya pun memutuskan ya, sudahlah biarlah dia menikmati semua ini. Biar dia bisa menikmati udara bersih, bermain dengan leluasa dan berekspresi sebebasnya, seperti layaknya anak yang merdeka. Saya hanya mengawasinya di pinggir.
Setelah hampir setengah hari di sana, sebab cuaca yang sejuk dan sedikit mendung. meski tak turun hujan. membuat Nawra lupa. Padahal itu sedang dalam kondisi yang terik. Beruntungnya saya sudah memberikan wajahnya sunblock yang terbaik. jadi gak kuatir gosong.
Lalu, tak berapa lama saya mengajak Nawra untuk shalat Zuhur. Kali ini tak perlu di jamak shalatnya. Sebab, in sya Allah waktu ashar nanti kita sudah berada kembali di rumah. hari baru menjelang jam setengah dua siang.
Shalat Zuhur Di Tepi Pantai |
Saya katakan kepadanya, salah satu arti merdeka dan wujud kemerdekaan itu adalah kebebasan kita menjalankan amalan ibadah kita secara bebas dimana saja. Misalnya shalat. Di pulau Tikus ini kita bisa shalat di mana saja asalkan tempatnya bersih dan tidak ada najis. Kami pun melakukan shalat berjamaah sedangkan abinya melakukan shalat di tempat lain, sebab beliau tadi harus berganti baju.
Tak terasa hari semakin bergerak sore, di jam setengah tiga kami pun bergerak untuk pulang. Sebab jika terlalu lama kuatir angin pantai atau gelombang laut tinggi dan tidak bersahabat sehingga sulit untuk pulang. Saat diumumkan persiapan untuk pulang . Nawra masih saja asik bermain di pantai. Bahkan saat berjalan menuju ke kapal pun celana dan bajunya masih basah, penuh juga dengan pasir. Dia benar-benar masih ingin bermain.
Sepanjang jalan menuju ke kapal, Nawra banyak bertanya dan ingin tahu lebih banyak. Tentang pulau Tikus dan juga tentang negara Indonesia yang banyak pulaunya. Dia mempertayakan apakah semua anak-anak di berbagai pulau di Indonesia sekolah seperti dirinya atau tidak. Lalu apakah mereka juga diperhatikan oleh pemerintah, apakah mereka ada rumah, makan setiap hari dan banyak pertanyaan lainnya.
Saya sampai bingung juga menjelaskannya, apalagi jika dibandingkan dengan apa yang dia dapatkan. Tentu saja lebih dari cukup yang didapatkan oleh anak-anak yang tinggal di pulau teluar Indonseia.
Oleh karena itu, tahun ini Nawra belajar dan kami juga sebagai orang tuanya belajar tentang arti merdeka itu adalah bersyukur, menjaga dan merawat serta mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi orang lain.
Sampai jumpa, sudah naik kapal lagi, mau pulang menuju kota Bengkulu ya ! Nawra kalo di dalam kendaraan apa lagi kayak kapal begini, udah langsung molor saja. Alasannya supaya gak mabuk!
Salam Merdeka, Dirgahayu Indonesiaku ke 72, jayalah selalu bangsaku!
Merdeka... menarik mbak :) Kita patut bersyukur dan mengajarkan kepada anak2 kita, mengisi kemerdekaan ini dengan perbuatan yg positif
ReplyIya. Kami yakin ini bakalan dikenang oleh Nawra
ReplyUlang tahun Indonesia, semua harus bahagia... :)
Replyasyiknya main air, sekaligus snorkeling....ikut dong kaka Nawra
ReplyWah nawra semangat dan ceria
ReplyPenerus umminya nih hehee
Ubay pas hari kemerdekaan ngeliatin kakak2 tetangga lomba panjat pinang hehe
Seru banget lihat ekspresi Nawra yang saat kelaparan. Hahhaa. DUh asik banget bisa ke pantai ya mba.Lihat lautnya bersih dan pantainya jernih banget ya
Replymerdekaaa 😍😍😍 emang kudu bin harus ditanamkan dari dini yah mbak
ReplySeru ya mbak apalagi kl jalan2nya bareng keluarga. Saya pernah ke Pulau Tikus tapi gak sampai turun ke sana sih.
Replylihat foto-foto dan postingan teman-teman ke pulau tikus bikin baper ah, aku mauuuu
ReplySeruuuu
ReplyBisa lihat ikan nemo dan lomba makan kerupuk
Jalan2 gembira tetep inget ibadah
ReplyEnaknya tiduran di pasir putih
Terima kasih sudah berkunjung di blog Keluarga Nawra. Lain waktu datang lagi ya