Assalamualaikum, Wr. Wb
Keluarganawra.com - Mainan adalah sesuatu yang sangat disukai anak-anak. Entah mainan modern, mainan tradisional atau benda mainan apalagi mainan online. Semuanya anak-anak suka dan doyan. Terus pernah ga janji ama anak buat membelikan mainan . Pasti pernah ya. Belinya gimana? Secara online atau datang ke toko mainan. Atau ga sengaja pas lewat lapak jualan anak-anak. Misalnya pas di acara pasar malam, bazar. Yang nemunya ga di sangka-sangka. Tau-tau entah bagaimana caranya anak jadi beli mainan.
Kalo di Bengkulu, tukang jualan anak-anak di acara kondangan aja ada. Jadi kita para emak-emak sudah dikepung oleh penjual mainan anak dari berbagai arah.
Meski tukang jualan mainan anak-anak yang dadakan itu ga lengkap jenis jualannya. Tapi tetap saja mempunyai seribu daya pikat buat anak-anak. Begitu pun anak-anak juga punya seribu jurus rayuan untuk meluluhkan hati orang tuanya.
Yah, namanya juga usaha ya. Sebenarnya membantu juga sih buat para emak yang ingin membelikan anaknya mainan.
Kalo kamu suka beliin mainan anak dimana? Dengan cara apa. Online apa offline alias datang langsung ke tokonya.
Nah, kali ini saya ingin berbagi pengalaman saat mengajak anak ke toko mainan. Supaya hal - hal yang tak diinginkan terjadi. Apalagti terjebak dengtan tipu rayu anak yang ingin berbagai jenis mainan, hihihi.
Seperti juga anak-anak, yang penuh dengan trik dan intrik, kita orang tua juga kita boleh kalah. Maksudnya, kita juga harus lebih bijak dalam mengabulkan setiap permintaan anak.
Sebelum ke toko Mainan
Pertama, pastikan terlebih dahulu dengan anak, kesepakatan jenis atau nama mainan apa yang akan dibeli. Jika ada, berikan atau tunjukkan pada anak gambar atau bentuk dari mainan yang akan dibeli. Bisa dengan melakukan 1) Ambil gambar di internet, brosur,televisi, koran, majalah, katalog belanja dll 2) Bisa melihat langsung mainan punya teman anak, misalnya saat anak bermain, kepengen juga punya mainan seperti punya temannya 3) Sebelumnya memang sudah pernah punya mainan yang sama, lalu apakah rusak, hilang , kurang banyak. Sehingga ingin membeli kembali.
Mainan kurang banyak ini, gambarannya begini. Misalnya ingin membeli lagi mainan Lego, mainan masak-masak sebab ada peralatan yang kurang banyak atau ga lengkap.
Kedua, buatlah kesepakatan dengan anak apa nama mainan yang akan dibeli, berapa jumlahnya, bahkan kepada anak saya yang sudah mulai tahu mengenai uang. Saya juga menyebutkan besaran atau anggaran dana untuk membeli mainan tersebut.
Saya katakan begini, "Kak, nanti anggaran beli mainannya seratus ribu ya. Kalo harga mainan itu ga nyampe 100. Kamu boleh beli mainan yang lainnya "
Cara seperti ini cukup ampuh, sekaligus juga mengajarkan anak untuk belajar soal keuangan dan belanja. Menamkan soal konsep mengatur keuangan sejak dini.
Ketiga, fokus pada target mainan yang akan dibeli. Misalnya di rumah memang dibahas atau disebut nama mainan yang akan dibeli. Hindari untuk membuka diskusi atau peluang untuk membeli mainan yang lainnya. Apalagi menjanjikan sesuatu kepada anak-anak. Bisa gawat. Ingatan anak-anak itu cukup tajam dan suka nagih janji, hihihi
Hayooo, yang pernah janji sesuatu kepada anak-anak. Ga lupa kan, kalo anak itu penagih ulung, hihihi. Serta fokus, kalo ga dapat apa yang dia inginkan, belum berhenti. Benar kan!
Untuk urusana kegigihan akan sebuah keinginan, sepertinya, kita harus belajar dari anak-anak. Mereka itu sosok yang gigih dan fokus.
Termasuk soal ingin punya mainan baru ...
Selanjutnya adalah, saat yang paling penting yaitu BERADA DI TOKO MAINAN. Lakukan beberapa tips berikut ini agar ga terjebak dengan anak yang gigih dan fokus ini.
Pertama, tetap fokus dengan mainan apa yang akan dibeli. Tanyakan langsung kepada pelayan nama mainan yang akan dibeli. Sehingga kita bisa langsung menuju ke etalase atau rak dimana mainan tersebut dipajang.
Kedua, jika ada beberapa variasi atau pilihan, berikan kesempatan bagi anak untuk memilih, dan sebaiknya tetap diberikan penjelasan dan didampingi. Bantu anak untuk menentukan pilihannya dengan tepat . Sebaiknya kita juga tidak memaksakan kehendak kepada anak. Jika pilihannya keliru atau kurang tepat, makan berikanlah arahan dengan baik.
Ketiga, setelah dapat pilihan mainan, segera membayar dan keluar dari toko mainan tersebut. Agar tidak terjebak kasus belanja tanpa perencanaan, hihihi
Lalu, jika anak meminta untuk melihat-lihat koleksi mainan yang lain, Ya, perbolehkan saja dengan syarat, sesuai kesepakatan saja.
Anak-anak saya sering meminta, "Boleh lihat mainan yang lainnya dulu!" biasanya saya mengiyakan. diberi waktu beberapa saat bagi anak untuk melihat-lihat.
Jika ada barang yang mereka naksir, maka saya sering berkata, "Lain waktu, kita beli lagi ya, ada waktunya beli mainan lagi"
Ada waktunya beli mainan lagi, bisa jadi saat memang kita sedang ada uang, saat anak ulang tahun, saat anak mendapakan prestasi, baik di sekolah atau prestasi di rumah.
Nah,beberapa hal itu yang biasa saya dan suami terapkan terhadap keinginan anak-anak saat ingin membeli mainan.
Semoga bermanfaat ya
.
Betul mbak, jangan sampai terjebak kasus beli mianan kebanyakan dan tidak sesuai target serta budget hahhaaa
ReplyDulu waktu kecil aku juga dijatahih budget tertentu kalo mau beli mainan. Gak bisa beli semuanya yg aku mau. :D
ReplyHarus gitu ya mbak, dibiasakan dari kecil supaya nggak berlebihan beli mainan. Nanti pas besarnya terbiasa menimbang bujet, keperluan dan keinginan.
Replyaku juga termasuk anak yg sering dibuat kesepakatan dari awal sebelum diajak kepasar sama ibu mbak hehe. bermanfaat sekali ....
ReplyDilema emak2 kl beliin mainan anak. Kadang mereka suka merengek minta mainan yg gak ada manfaat'y.
ReplyMakasih mbak, sangat bermanfaat. Tapi belum bisa di praktekkan. Belum punya anak. Hehehe.
ReplyTerima kasih sudah berkunjung di blog Keluarga Nawra. Lain waktu datang lagi ya