Menu

Wednesday, July 12, 2017

/

Beberapa hari ini saya agak galau, ya bagaimana pun yang namanya manusia pasti ada kondisi sedang lemahnya. Saya sebenarnya tidak sedang lelah, hanya saja mungkin saya butuh tempat untuk curhat. 

Sejak hamil anak kekempat dan kondisi kesehatan Emak yang kian menurun, saya dan suami akhirnya memutuskan untuk mengontrak kan rumah kami dan untuk sementara kami tinggal di rumah emak. Dan sama halnya dengan yang lainnya, sudah dipastikan saya sangat kerepotan, mengurus bayi. Lalu ada anak balita usia tiga tahun, anak remaja usia menjelang dua belas tahun. 

Gak usah diceritakan, udah bisa dibayangkan. Ditambah harus mengurus orang tua yang sepuh dan satu orang lagi sepupu saya yang idiot. Seperti orang keterbelangan mental. Kalo gak dikasih makan ya, dia gak makan.  Jadi itu juga harus diurusin. Bagi yang sudah pernah ke rumah saya, pasti sudah tahu itu Fatimah yang mana.

Tambah repot ya, gak usah dibayangkan gimana itu kondisi saya, tapi saya nikmatin sajalah, nanti juga ada masa berhentinya.

Sampai saudara saya datang dan mereka rame-rame mengatai saya macam-macam dan seolah mengaku sudah yang paling benar soal mengurusi orang tua. Bahkan dengan kata-kata yang gak pantaslah.

Saya dan suami tentu sajalah lelah mendengarkan dan diperlakukan kayak begitu. Tipikal saya yang gak suka nyebutin kebaikan atau apa-apa yang sdauh dilakukan buat ortu selama ini. Ya, rasanya sakit juga ya. 

Tapi, akhirnya saya dan suami saling menguatkan, ternyata emang benar kata tetangga. Saudara yang jarang pulang, jarang datang itu harusnya gak sudah banyak omongan. Tapi pikirkan kondisi orang yang berhadapan hal-hal seperti ini setiap hari, pikirkan orang yang mengurusi bukan cuma berhari-hari tapi bertahun-tahun malah.

Eh, kok tetangga ikutan komen ya. Ya, jeals dong mereka adalah orang yang paling dekat dengan saya, kan tetangga adalah keluarga terdekat. kalo ada apa-apa juga pasti tetangga duluan yang bantuin, iya kan.

Lagi-lagi ya, sudahlah apa yang mau dikatakan. Ngedumel gak jelas pasti ujungnya balik ke saya juga itu urusannya, jadi ya percuma. tapi gak ngomel gak puas yak!

Sampai akhirnya saya ketemu info via WA, agak bikin kepala saya dingin, saya baca kok kayaknya adem. ya, sayang juga kalo gak saya simpan, siapa tahu nanti bisa jadi obat juga. Jadi saya tulis ulang di blog, supaya bisa saya baca dan bagikan di kelak kemudia hari. Utamanya sih buat saya dan suami sendiri, sebagai obat pengingat.



Isi pesannya itu mengenai, tugas seorang anak lelaki saat orang tuanya meninggal. Saya bikin pointernya kayak begini ya....
       
Turunlah dalam liang kubur dan sambutlah jenazah Ayahbunda

Buka penutup keranda (tempat usungan jenazah), angkat jenazah  Ayahbunda kita.

Biarkan kita yang memutarkan mayat Ayahbundakita menghadap ke Kiblat

Kita yang melakukan Bukan hanya menyaksikan saja orang lain yang melakukan.

Sambil kita berdoa, Allahu Robbi

Terakhir kali ini Aku melihat ayah Ibu     
                                      
Biarkan kita yang merelai ikatan di kepala dan di tubuh Ayahbunda

Pegang perlahan-lahan badan Ayahbunda kita

Arahkan Ayahbunda dengan baik-baik, ambil gumpalan tanah dan letakanlah di belakang tengkuk Ayahbunda kita

Lalu, sambil panjatkan  doa 

Ayahbunda .........., terakhir kali inilah Aku melihatmu

Terlintas dalam hati kita sambil memegangnya
Kenanglah pengorbanan Ibu saat mengandung kita, saat terlahir tangannyalah yang mengelus lembut wajah kita

Ingat sejak kita bayi, kitalah yang mengencingi wajahnya, kaki kitalah yang menendang nendang wajahnya, tapi Ibu tetap tersenyum,..tangan yang penuh kelembutan yang menyuapi makanan ke mulut kita, tak rela sehelai nyamukpun menggigit tubuh kita, siang malam ditungguinya istirahat kurang tidurnya terganggu oleh kita... 

Sekarang tidur untuk selamanya

Ingat hari pertama kita bisa berjalan, bisa bicara, hingga sampai besar tak jarang kita membentak bahkan memaki Ayahbunda kita, tatapan kita yang sinis ucapan kita yang sering melukai .

Kita bisa bersekolah kita bisa berpakaian yang layak tetapi dibalik itu Ayahbunda kita peras keringat banting tulang agar kita tidak dihina orang, Ayahbunda cari pinjaman uang kesana sini mengurangi makan menjual barang kesayangannya agar terpenuhi kebutuhan anak.

Akankan kita rela sebagai anak . Ayah ibu kita terhimpit tanah kubur, melolong  menjerit diliang lahat menanti doa dari anak yang soleh solehah

Setelah semua selsai, taah sudah diratakan.

Naiklah ke atas dan duduklah di tepi makam Ayahbunda

Hari terakhir ini lihatlah, tidak ada benda apapun yang bisa kita berikan untuk bekal Ayahbunda. Kecuali hanya Doa :


                         
Ya ,ALLAH.....

Aku angkat tanganku Ya ALLAH

Aku ridho Kau ambil Ayahbundaku Ya ALLAH

Ayahbunda yang mendidik & membesarkan Aku

Ya ALLAH hari ini Aku tinggalkan Ayahbundaku, Ya ALLAH.

Aku serahkan Ayahbunda, atas urusan Mu belaka Ya ALLAH

Aku tengadahkan tanganku, Ya ALLAH

Kami memohon dengan sangat Engkau ampunkan dosa-dosa Ayahbundaku,Ya ALLAH.

Kasihani Ayahbundaku,  Ya ALLAH!

Ya ALLAH luaskan dan lapangkan kuburnya, terangi dan cahayai kuburnya, bahagiakan di alam kuburnya jangan sedikitpun tersiksa,aku titip orang tuaku ya, ALLAH
 
Ya ALLAH jadikan setiap tetesan darahnya, keringatnya selama membesarkan aku menjadi saksi betapa beliau menyayangi aku.

Ya Allah sayangi Beliau dan masukan ke surgamu tanpa hisab Ya Allah.

Maka akan beruntunglah Ayahbunda kita, apakah ALLAH akan menolak do'a itu.
ALLAH SWT tak akan menolak do'a ikhlas yang datang dari seorang anak yang soleh solehah

Pesan  bagi sahabat-sahabat yang selagi Ayah ibu masih hidup. Doakan mereka, sayangi mereka & hormati serta muliakan disisa umur mereka...... karena Ridho ALLAH SWT adalah RidhoNya Orang tua. Murka ALLAH adalah Murkanya Orang tua.



Dan bagi saudara saudara yang Ayah ibu telah tiada, mari kita bersama-sama mendo’akan Beliau !Ada waktu kita pasti akan mengalaminya.... di pendam, diinjak2 dan di tinggalkan sendirian oleh orang di sekitar kita yang kita cintai..... Mudah-mudahanan pas giliran kita ALLAH SWT perintahkan malaikat Rahmatnya buat menemani kita....... Aaamiiiin
Alhamdulillah, setelah mmebaca nasihat dan pesan sebuah WA itu hati saya yang panas dan lelah, sedikit mulai redah. Malah saya jadi menanggis.

Fokus saya sekarang bukan kepada apa yang diomongin orang dan saudara saya, tetapi lebih kepada apa yang bisa saya, suami dan anak saya lakukan untuk menemani Emak di sisa-sisa hari tuanya. Semoga yang tersisa adalah sebuah kesyukuran dan amalan ibadah. aamiin

Doain saya ya manteman semua supaya lebih sabar dan ikhlas!

Foto-foto 
Saat ziarah kubur sebelum puasa ke makam
Ayahanda M.Ta'ah 
Kakanda Saparwan
Ananda Athilah Qolbin Salim, anak kedua kami
Nenek Mai'sah
Semoga Allah melapangkan dan membuat terang alam kubur mereka semua. Aamiin,


2 comments

Aamin, mba Milda. Saat mamaku meninggal suami, papa dan adik lelakiku yang turun ke kubur mba. Semoga doa anak saleh diterima oleh Allah ya mba

Reply

Terharu bacanya mbak. Terkadang, apa yg kita lakukan memang tak selamanya benar dimata orang lain/ saudara. Yang sabar ya mbak, semoga diberi ketabahan dan limpahan rezeki

Reply

Terima kasih sudah berkunjung di blog Keluarga Nawra. Lain waktu datang lagi ya

Powered by Blogger.