Menu

Tuesday, May 18, 2021

/

Assalammualaikum.Wr.Wb


Hai apa kabar sahabat Keluarga Nawra, semoga sehat semua yah. Tetap menjaga protokol kesehatan dengan baik dan tertib. Selamat lebaran idul fitri 1442 H, mohon maaf lahir dan batin ya semuanya.


Nah, bagaimana aktivitas di rumah, sudah kembali normalkah setelah liburan saat puasa hingga libur lebaran. Apalagi aktivitas anak-anak setelah liburan tentu saja sedikit-banyaknya mengalami perubahan yah. Terutama aktivitas belajar. Meski belajar daring, kegiatan belajar tetap harus dikondisikan dan tetap semangat.


Menjaga agar aktivitas belajar anak tetap berjalan lancer setelah liburan, tentulah bukan hal yang mudah bagi sebagian anak. Orang tua kadang dibuat pusing juga untuk mengatur ulang kembali aktivitas anak untuk belajar setelah liburan.


Namun, sebagai orang tua. Kita tidak boleh lelah apalagi menyerah memotivasi anak untuk tetap semangat belajar. Kapan saja dan dimana saja.




Pengalaman Kami Menjaga Ritme Anak Belajar


Sama halnya dengan para orang tua lainnya, saya juga tak kenal menyerah untuk memotivasi anak agar tetap semangat belajar. Menggunakan berbagai cara. Bahkan pernah juga emosi, hahaha. Apalagi kepada anak pertama. Maklum, baru belajar dan belum menemukan formulanya yang cocok.


Keluarga Nawra mempunya tiga orang anak, semuanya perempuan. Anak pertama usia 14 tahun, mau melanjutkan ke jenjang SLTA, anak kedua kelas dua Sekolah Dasar,anak ketiga lima tahun, baru akan masuk TK B.


Berdasarkan pengalaman dari anak pertama, hal yang membuat ritme belajar berubah salah satunya adalah kurang berinteraksi dengan buku. Biasanya kalo libur sekolah, otomatis interaksi dengan buku juga berkurang bahkan ditinggalkan sama sekali.


Jadi poin utamanya adalah meski libur sekolah interaksi anak dengan buku tidak boleh libur. Aktivitas dengan buku harus terus diupayakan berjalan terus, meski hanya dalam hitungan menit. Interaksi dengan buku ini tidak harus buku pelajaran sekolah. Buku apa saja asal berbentuk hardcopy. Buku yang sebenarnya.



Cara Kami Menjaga Interaksi Baik Antara Anak dan Buku


Beberapa cara sudah kami terapkan dengan anak, ada plus minusnya. Ada yang saya ujicobakan selama beberapa hari, saya evaluasi tidak efektif. Saya ganti metodenya. Lalu dievalusi kembali. Kondisi ini juga memantik kreativitas kami juga selaku orang tua.


Sampai akhirnya, cara ini yang kami terapkan di rumah dalam menjaga interaksi baik antara anak dan buku. Lumayan efektif dan dilakukan hingga sekarang. Di rumah kami sehari-hari. Anak-anak pun menikmatinya dengan baik, tanpa ada rasa beban.


Kami membuat aturan setelah shalat Magrib, dilanjutkan dengan membaca Al-Quran. Setelah itu membaca buku. Pada awalnya, anak-anak meminta waktu membaca buku sebelum tidur. Membaca bukunya sambal tiduran. 


Awal aturan ini dibuat, saya memberikan keleluasaan soal waktu membaca buku ini. Mau sebellum tidur, mau sambil tiduran, silakan saja. Asal tujuan tercapai yah, membaca buku.


Untuk anak pertama, diberi target membaca minimal 15-30 menit atau setengah jam. Untuk anak kedua membaca satu buku cerita, satu judul buku atau satu judul cerita jika buku itu kumpulan cerita. Sejenis kumpulan cerpen anak.


Anak ketiga karena belum lancar membaca huruf abjad, jadi ia membaca gambar. Membaca gambar itu begini, anak diminta untuk menerangkan kembali gambar yang dilihatnya pada buku yang dibacanya. Hal ini sesuai dengan daya pikir, imajinasi anaknya masing-masing.




Bagian ini seru juga, selain membantu motorik baca anak, melafalkan huruf dan kata dengan benar. Hal ini juga bisa melatih anak menghasilkan dan mengucapkan kosakata baru.


Jadi setiap hari, anak diminta untuk tetap membaca buku. Buku yang dibaca bukan buka pelajaran sekolah. Kalo akhir pecan, biasanya saya yang membacakan buku buat mereka atau mendongeng terutama untuk anak kedua dan ketiga. Sebab, jika akhir pekan mereka diperbolehkan tidur di kamar kami.


Akhirnya aktivitas membaca di rumah kami menjadi sebuah kebiasaan dan menjadi kebutuhan. Anak-anak sudah terpola bahkan menagih untuk baca buku. Termasuk kebutuhan untuk membeli buku baru, hehehe. 


Anak-anak senang jika diberi hadiah atau dibelikan buku baru, sebab sekarang tidak lagi minimal satu buku atau satu cerita. Kadang dalam satu waktu mereka bisa membaca 2-4 buku atau judul buku. Meski ada buku yang diulang-ulang terus karena mereka menyukai isi cerita bukunya.


Blogger Perempuan Lets Read Online Gathering

Memang satu hal yang juga saya jaga di rumah, saya dan suami juga termasuk yang interaksinya juga baik dengan buku. Jadi anak juga meniru dan melihat kebiasaan kami. Terutama pada saat mereka sedang membaca buku, kami juga mneyimak, mendampingi , mengawasi mereka. Bukan malah bermsin handphone, hehehe.


Jadi, ketika Blogger Perempuan mengajak zoom meeting dengan Lets Read yang membahas soal buku. Saya sangat senang sekali dan antusias.


Blogger Perempuan Lets Read Online Gathering kali ini mengangkat tema Buku : Bekal Anak Bertumbuh (live on zoom) yang dilaksanakan pada 11 Mei 2021 Yang akan menghadirkan  tim dari The Asia Foundation Indonesia. Elsa Agustin. Yang akan memperkenalkan tentang Lets Read dan The Asia Foundation serta Ibu Roosie Setiawan founder Reading Bugs. Ibu Roosie juga seorang penulis dan Penggagas Komunitas Read Aload


Mengenal Lets Read Indoneisa


Let's Read! adalah perpustakaan digital bukuceritaanak persembahan komunitas literasi dan The Asia Foundation.




Let's Read! diprakarsai oleh Books for Asia, yakni program literasi yang telah berlangsung sejak 1954. Program tersebut menerima U.S. Library of Congress Literacy Awards atas inovasi dalam promosi literasi pada Desember 2017.


Misi:

Membudayakan kegemaran membaca pada anak Indonesia sejak dini melalui:

1. Digitalisasi #ceritabergambar

2. Pengembangan cerita rakyat yang kaya kearifan lokal; dan

3. Penerjemahan buku cerita anak berkualitas terbitan dalam dan luar negeri ke dalam bahasa nasional dan ibu.


Ratusan koleksi ceritabergambar Let's Read! dapat dibaca, diunduh, disebarkan, dan diterjemahkan secara bebas melalui situs maupun aplikasi Android: bit.ly/letsreadapp.


Untuk info koleksi terbaru serta diskusi dan pelatihan terkait literasi, sila ikuti media sosial Let's Read! di Instagram dan Facebook dengan nama akun: @letsread.indonesia.

Jln. Barito II No. 41, Kebayoran Baru

Kota Administrasi Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Telepon +622172786557

Website https://bit.ly/LetsReadID




Komunitas Read Aload


Di Indonesia perkembangan Read Aloud tentu tak bisa lepas dari sosok ini. Roosie Setiawan (63), kini dikenal sebagai pakar read aloud. Ia adalah penerjemah buku 'The Read-Aloud Handbook' karya Jim Trelease, pendiri komunitas Reading Bugs, Satgas Literasi Sekolah dan juga menulis buku 'Membacakan Nyaring'.


Ketika membaca buku itu, seperti membaca pengalamannya sendiri membacakan buku pada anak-anaknya. "Awalnya, mau mendongeng untuk kedua anak saya. Tetapi karena saya ibu bekerja, dongeng yang saya dongengkan kemarin, hari ini saya sudah lupa dan anak-anak saya protes. Akhirnya saya memutuskan tidak mendongeng tetapi membeli buku dan membacakannya. 




Tahapan Read Aloud 


Sebelum memulai read aloud para orang tua harus memastikan buku yang akan dibacakan sesuai dengan tahap kembang usia anak. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena ini akan mempengaruhi ketertarikan anak terhadap buku dan juga keoptimalan informasi yang bisa terserap.


Setelah menentukan buku yang dibaca, pelajari isinya sebelum menyampaikannya kepada anak. Berlatihlah dengan suara, intonasi, ekspresi, dan gerakan tubuh yang bisa menarik perhatian anak. 


Saat membaca nyaring mulailah dengan percakapan pembuka dan tunjukkan kepada anak tentang buku cerita yang akan dibaca. Berikan informasi singkat mengenai sampul buku yang berisi gambar sampul, pengarang, dan juga ilustrator buku. Setelah itu mulai dengan menyusuri ilustrasi dan membaca nyaring dengan semenarik mungkin. 




Agar anak tetap fokus pada cerita, buatlah interaksi singkat di tengah-tengah kegiatan membacakan nyaring. Buatlah anak-anak bertanya tentang isi cerita. Seandainya anak tidak mengajukan pertanyaan, berikanlah pertanyaan kepada mereka dan bantu mereka untuk mengungkapkan pikiran atau gagasan mereka tentang cerita yang sudah dibacakan atau menceritakan kembali isi cerita yang sudah dibacakan.  


Ada tiga tahapan posisi yang sebaiknya dipraktekkan para orangtua yang membacakan cerita untuk anaknya. Pertama, posisi memangku si anak. Ini berlaku untuk anak yang belum mampu duduk sendiri. "Usahakan buku juga terlihat oleh si anak dan ketika orangtua mengucapkan kata yang ada di buku, ia wajib menunjuk kata-kata yang diucapkan. Ini supaya anak tahu bentuk kata yang diucapkan ayah atau ibunya." 


Kedua, anak masih dipangku orangtua, namun dibiarkan memegang buku yang sedang dibacakan tersebut. Tahap ketiga, saat anak sudah beranjak besar, "Biarkan dia duduk di samping orangtuanya." 


Menurut Rossie, posisi duduk menempel seperti itu (skin to skin), dapat mendekatkan hubungan anak dan orangtua menjadi lebih intim. 


Selain itu, "Secara emosional, si anak juga akan merasa dirinya spesial karena orangtuanya mau membacakan buku untuknya." Rossie yakin, read aloud sangat mungkin dilakukan siapa saja. 


"Modalnya, toh, hanya orangtua, anak, dan buku." Selain sederhana dan gratis, read aloud juga sangat efektif karena setiap orang bisa langsung merasakan hasilnya. "Pada akhirnya, orangtua akan sangat bersyukur karena memiliki peranan besar dalam kesuksesan si anak."




22 comments

Wah, edukasi yg mantab banget ini, Mbaaa
Memang ortu kudu memberikan pengalaman yg terbaik buat anak, ya.
Termasuk membaca dgn nyaring, ini bener2 bisa memberikan best experience dan ningkatkan bonding juga.
makasi sharing-nya ya

Reply

Di saat banjir hiburan visual dan game online, mengajak anak membaca buku jd tantangan tersendiri buat saya. Tapi, saya nggak mau nyerah deh. Pokoknya tiap hari harus ada agenda membaca. Memang tidak ada tuntutan untuk mereka jd kutu buku, tapi dengan biasa membaca, anak tidak akan alergi pada kata-kata. Jangan seperti yg banyak dilakukan orang saat ini, yakni malas baca isi berita, baca judulnya doang yg itu pun click bait :D

Reply

membaca memang sangat bermafaat bagi anak ya mbak
apalagi klo membaca buku buku yang ceritanya bagus dan ilustalrasinya menarik
sudah gitu bisa diakses secara gratis, emang aplikasi andalan kok let's read ini

Reply

Anakku ini kalau gak salah ku bacakan cerita waktu usianya 3 bulan tapi itu juga belum pernah mencoba suara nyaring. Bahkan cenderung terlalu pelan tapi diikuti dengan reaksi dari mata dan ocehan si kala itu.

Reply

Read Aloud tuh bener2 cara mudah dan murah untuk ngajak anak suka membaca ya. Nggak butuh waktu lama juga, baca satu cerita paling lama cuma 10 menit tapi dampaknya besar.

Reply

nah iya aplikasi read aloud ini gratis ya, tinggal di download aja dari smartphone android, dan segera di iphone

Reply

Oke banget nih metode read aloud, metode yang simple asal kita sebagai orang tua mau melakukannya karena secara tidak langsung kita justru menumbuhkan minat baca anak.

Reply

Masya Allah .. Mbak Milda menerapkan mengajak anak mencintai buku dengan baik. Dapat penguatan saat online gathering ... bahwa manfaat read aloud banyak sekali ternyata ya.

Reply

Luar biasa mbak, bisa membiasakan membaca kepada anak-anak. Akhirnya anak pun nggak malas membaca. Nggak terpaku dg gadget saja.

Reply

baca quran habis maghrib dan baca buku..bagus banget mbaaa
kalau mau tidur anak2 suka minta baca buku tapi kadang suka udah tidur duluan anak yg kdua aku hihi.. membaca memang harus dilestarikan ya mba, smangat buat para ortu

Reply

Idem mbak, anakku awal belum lancar baca juga lihat gambarnya lalu berimajinasi sok2 baca padahal mengarang hehe :D
Seru banget ya virtual gatheringnya, jd banyak dapat ilmu soal membaca utk anak ini.
Read aloud ternyata sangat banyak manfaatnya buat anak2, khususnya yang baru belajar membaca :D

Reply

Membiasakan membaca buku sudah aku lakukan sejak anak-anak kecil, tapi sekarang mereka beralih ke digital nih, cocok lah ada Let's Read sambil sesekali tetap dikenalkan dengan buku-buku juga

Reply

Saya baru tahu ada komunitas Read Aloud di Indonesia. Abis nyimak webinarnya kemarin jadi dapat banyak banget pengetahuan tentang Read Aloud.

Reply

Senengnya mba Ada aplikasi Let's Read bisa jadi tambahan referensi utk membaca sekaligus belajar bahasa asing Dan daerah ini... Anak2 ku suka

Reply

Lets Read membuat membacakan buku pada anak menjadi lebih mudah ya mbak,jadi gak ada alasan lagi tidak membacakan buku karena enggak ada buku, tinggal buka aja aplikasinya yaa. asyik deh

Reply

Jadi ga salah membiasakan anak membaca sejak di kandungan
Sekarang tinggal menambah pola gaya membaca
Salah satunya membaca nyaring

Reply

Keren sih sekarang ada Let's Read, nggak perlu keluar rumah buat ke perpustakaan lagi, karena sekarang ada perpus digital yang bisa diakses kapan aja dan di mana aja. Koleksi bukunya juga banyak ya mbak.

Reply

Inspiratif acaranya. Membuat orang tua tergerak untuk melakukan aksi agar anak gemar membaca. Lets read dan read aload bisa jadi solusinya

Reply

Cita-citaku banget nih mba, ingin anak gemar membaca sedari kecil
doain lekas dapet momongan ya mba hehehe biar makin rame rumah

Reply

Memperkenalkan kegiatan membaca dan buku memang butuh usaha dari orang tua juga, ya. Sepertinya aku harus mencontoh ini. Membiasakan anak membaca setiap hari, meski hanya setengah jam. Sip! 😃👍

Reply

Emang membiasakan anak dengan buku sejak kecil penting banget ya... Anak jadinya terbiasa membaca..apa pun...

Reply

Hiks semenjak belajar online dan masing-masing pegang gadget, jadi jarang banget baca buku. Udah ngemallnya jarang kan, jd jarang ke toko buku. Langsung download nih aplikasinya.

Reply

Terima kasih sudah berkunjung di blog Keluarga Nawra. Lain waktu datang lagi ya

Powered by Blogger.