Menu

Thursday, May 18, 2017

/

Assalammualaikum Wr. Wb
Halo Sahabat #KeluargaNawra

Tradisi makan di beberapa wilayah di Bengkulu adalah dengan cara atau disebut dengan nama BERHIDANG. Dimana semua nasi, dan lauk pauknya dihidangkan ke hadapan para tamu. Biasanya tamu duduk melingkar atau duduk memenuhi setiap sudut ruangan dengan berseder dengan dinding tempat dilaksanakannya acara.

Makan berhidang ini biasanya dilakukan pada acara pernikahan, acara syukuran , acara doa atau apa saja. Umumnya masih diterapkan pada keluarga di wilayah pedesana. Meskipun masih ada juga beberapa keluarga di daerah kota yang masih menerapkan cara makan berhidang.

Cara makan berhidang sudah mulai dilupakan atau ditinggalkan sebab agak repot. Butuh banyak piring unuk meletakkan lauk pauk dan nasi. Butuh banyak nampan untuk membawa piring yang berisi nasi dan lauk-lauk sampai akhirnya dihidangkan ke hadapan para tamu.

Selain itu cara makan berhidang butuh ruangan yang besar dan luas, agar muat untuk menghidangkan makanan. Oleh sebab itu banyak keluarga di Bengkulu yang meninggalkan tradisi makan berhidang ini. Menggantinya dengan cara makan prasmanan.

Beruntung, suatu masa saya dan keluarga datang silaturahim dengan keluarga di Kepahiang. Keponakan saya menggelar acara syukuran untuk menempati rumah baru. Cara perayaan acara syukuran rumah barunya menggunakan tradisi makan berhidang. Bukan hanya pada acara puncaknya. Ketika rombongan kami datang saya sudah dilayani dan disuguhi makan berhidang. 






Saya dan keluarga pun menikmati hidangan makan tersebut dengan lahap. Semua memang merasa lapar. Lumayan perjalanan dari Bengkulu ke kota Kepahiang ini menghabiskan waktu sekitar dua jam. Apalagi jalan menuju Kepahiang harus melalui pegunungan. turun naik gunung membuat kepala pusing dan perut terasa lapar, mual juga.



Memang menu yang dihidangkan ketika kami datang dan makan pertama kali agak berbeda dengan menu untuk acara puncaknya. Tetapi tetap saja bikin kenyang, banyak pilihannya. Acara puncak syukurannya nanti malam dilakukan selepas salat isya, sekitar jam delapan malam.

Nah, kalo menu untuk acara puncaknya nanti malam adalah, beberapa pilihan menu di bawah ini

Lele Goreng
Lalu Ada Sambal Terasi

Dilengkapi juga dengan menu aneka lalapan


Menu Ayam dan olahannya juga disajikan. Ayamnya orang Kepahiang menyebutnya ayam Pramuka.



Ditambah dengan menu acar timun untuk menetralkan olahan daging.




Banyak lagi menu lainnya. Termasuk aneka kue atau kudapan. Selain disajikan dalam bentuk berhidang. Tamu untdangan juga dapat menyantap hidangan makanan melalui meja prasmanan yang juga disiapkan oleh tuan rumah. Menunya sama saja, hanya tidak dihidangkan.

Untuk menghidangkan menu tersebut memang butuh banyak piring terutama piring kecil. Dimana dalam satu piring hanya berisi sedikit makanan. Jika lauk ayam atau ikan. Dalam satu piring hanya berisi sekitar dua atau tiga potong saja.

Melihat hidangan yang begitu banyak tentu saja membuat nafsu makan melambung ya, hehehe. Mari kita makan dulu ya. Sayang udah dihidangkan kalo gak langsung dimakan.

Kalo ditempat kamu, ada jugakah cara makan seperti ini. Namanya apa?

1 komentar:

Sama kayak tradisi Tempat asal suami saya mba Bukit Tinggi, juga seperti ini. Berhidang. Kalo orang jawa liwetan kali ya.

Reply

Terima kasih sudah berkunjung di blog Keluarga Nawra. Lain waktu datang lagi ya

Powered by Blogger.