Assalammualaikum.Wr.Wb
Apa kabar Sahabat Keluarga Nawra, semoga selalu dalam lindungan ALLAH SWT ya dimana pun berada. Semoga terlindungi juga oleh covid 19 ini dan semoga pandemi ini segera berakhir.
Kali ini Keluarga Nawra, bahagia sekali menki #DiRumahSaja menjalankan banyak aktivitas di rumah bersama keluarga. Terutama banyak waktu bersama anak, melakukan banyak hal secara bersama-sama.
Ada yang membuat lebih bahagia sekaligus juga membuat sedih, pasalnya hari Rabu, 17 Juni 2020 ini adalah hari kelahiran anak kedua kami, si Athifah Shidqi Khalilah.
Ulang tahun di tengan pandemi tentu saja akan berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika tahun lalu ada sesi jalan dan makan di luar. Maka ulang tahun kali ini cukup bersama keluarga dan di rumah saja.
Athifah dan Annasya |
Athifah juga tidak bisa bertemu dan memberitahu teman-teman sekolahnya, jika hari ini ia sedang berulang tahun. Mungkin Athifah juga lupa sudah berapa lama ia tidak pergi ke sekolah, tidak bertemu dengan guru dan bertegur sapa dengan teman-temannya.
Kue Ulang Tahun Athifah
Saya melirik ja di layar komputer kantor, sudah bergerak menuju angka satu siang. Saya menunggu suami menjemput untuk membeli kue ulang tahun Athifah. Tentu saja saya menunggu dengan gelisah sebab ja setengah tiga, minimal saya sudah berada di kantor lagi. Saya mencoba mnelpon beberapa kali, tidak di respon. Saya berpikiran bahwa Abah Nawra sedang di jalan sehingga tidak bisa angkat telepon.
Tiba Menjemput Saya Yang Cemberut
Kebetulan saya keluar halaman kantor, bosan saya menunggu di dalam. Tak lama terdengar suara teman-teman saya berteriak, kalo ada suami saya yang datang menjemput.
Dengan muka cemberut saya menyapanya, dengan sedikit omelan. Saya segera memutuskan akan menuju kemana, biar cepat.
Jadi setelah membeli kue ulang tahun, kami akan mampir ke restoran cepat saji untuk membeli ayam. Untuk kado ,besok atau lusa saja diberikannya. Sebab tidak ada waktu lagi.
Ternyata di toko kue, tidak begitu banyak pilihan model kue ulang tahun, apalagi dengan karakter anak. Agak lama saya memutuskan untuk membeli kue yang mana. Akhirnya karena saya ingat Athifah suka kue dengan hiasan buah cery dan coklat yang banyak. Saya pun memilih berdasarkan feeling, bahwa kue ini akan disukai Athifah.
Athifah yang tidak pakai topi, di hari pertama ia sekolah |
Usai membeli kue tart, kami segera membeli ayam goreng tepung lengkap dengan nasi dan minumannya. Kami tahu, mereka bertiga (kakak Nawra dan adek Nasya) akan menyukainya. Mereka akan menghabiskan jatah makan siang hari ini.
Tiba di Rumah Dengan Kondisi Terburu-buru
Athifah anak yang manis dan tidak banyak menuntut, ketika kami tiba di depan rumah. Athifah dan Annasya berteriak menyambut kami dengan teriak dari sisi jendela ruang tamu, mata gemas mereka tertuju kepada kami.
Anak-anak sudah tahu, ketika kami pulang. Maka harus menunggu dulu untuk berpelukan atau saling berdekatan, kami harus membuka baju, mencuci tangan dulu dan protokol kesehatan lainnya. Barulah menyapa mereka.
Saya letakkan kue tart di atas meja makan, mereka menunggu di ruang tengah yang terhubung. Saya jelaskan. Nanti saja dibuka kue ulang tahunnya, sebab saya harus segera balik ke kantor lagi. Saat ini makan ayam saja dulu.Mereka pun setuju.
Seperti biasa kakak Nawra segera membuatkan saya segelas kopi susu . Saya makan siang dengan roti dan beberapa potong ayam. Lalu mengobrol sebentar sembari tetap melakukan aktivitas kecil. Seperti membereskan meja makan yang sudah berantakan.
Sore Hari Potong Kue Ulang Tahun dan Berfoto
Saya meninggalkan rumah, berangkat ke kantor lagi, jarak rumah ke kantor ada sekitar sepuluh hingga lima belas menit dengan kendaraan motor.
Saya berpesan kepada mereka suapaya tidak lupas shalat Ashar dan mandi sore. Pastikan ketika saya pulang nanti. Mereka sudah rapi dan wangi.
Waktu berlalu di kantor, saya pun bergegas pulang, terbayang wajah Athifah yang penasaran dengan kue ulang tahunnya.
Hadiah Athifah yang saya belikan |
Bukankah hanya facebook yang benar-benar mengingat kenangan tentang diri kita.
Saya meminta kakak Nawra untuk mengambil foto dan video Athifah dan Annasya, selama proses itu mereka berdua terlihat sangat bahagia.
Setelah potong kue dan bernyanyi selamat ulang tahun. Barulah Athifah menyela dengan suara lirih, “enaklah kalo ada kawan-kawan, bisa makan kue rame-rame”
Mendengar itu, saya langsung bilang, “Kita semua adalah teman Apha, untuk makan kue ini sama-sama”
Kemudian saya menawarkan kertas dan pena kepada Athifah untuk dia menuliskan kado apa saja yang dia inginkan. Tapi sebelum itu, coba sebutkan dulu apa do’a dan keinginan Apha.
Anak kelas satu SD itu lalu menyebutkan harapan dan do’anya. Ia ingin tetap terus membaca, shalat lima waktu, tidak nakal dengan adek dan kakak, tidak nakal sama Ummi dan Abah. Ia ingin menjadi anak yang manis dan disenangi oleh banyak orang.
Lalu ia lanjutkan untuk menuliskan tujuh kado yang ia inginkan. Kertas itu barua ia serahkan kepada saya hampir jam delapan malam.
Sebelum diserahkan, ia kembali membacakan dan mengingatkan dan memastikan bahwa kado tersebutlah yang begitu ia inginkan.
Saya hanya tersenyum membaca dan mendengarkan penuturannya. In sya Allah besok dibelikan yah, ucap saya dalam hati.
Saya peluk ia berkali-kali sambil terus berucap terima kasih dan rasa syukur yang lainnya. Agaknya sduah puluhan kali selama dua hari ini saya melakukan hal tersebut. Athifah juga selalu senang
Ia Terbangun Dengan Pagi Menyisir Mentari
Sebelum saya berangkat kerja, ia kembali mengingatkan. Agar saya membawa kertas catatan yang telah ia serahkan tadi malam. Ia ingin saya membelikan kado tersebut sesuai dengan yang ia inginkan.
Ketika saya hendak ngantor, ia kembali bertanya, kapan saya pulang dan kado itu apakah akan dibelikan hari ini.
Saya menjelaskan kepadanya apa saja yang harus saya lakukan hari ini termasuk membeli kado tersebut. Jadi tunggu saja di rumah. Di dalam catatan itu ia menuliskan ingin kado mainan make up, salon-salonan, masakan sosis, masakan sate, boneka mermaid, mainan dokter-dokteran, kuda poni. Ada tujuh kado sesuai dengan usianya.
Saya berjanji, akan membelikan dan memberikan kado tersebut. Sejak tiga hari menjelang hari ulang tahunnya. Kami sering berpelukan dan mengucapkan rasa syukur dan sayang.
Athifah Tempat Saya Belajar Bersyukur
Puasa tahun ini ia berpuasa full dan shalat lima waktu dengan tertib. Termasuk mengaji, ia lakukan dengan happy. Meski ada sesekali disertai dengan cemberut, rasa malas, ketiduran dan bahkan tangisan. Namun, secara keseluruhan ia melakukan semua itu dengan sangat baik.
Athifah yang paling sering menghibur saya, jika saya terdiam dan terlihat sedih. Ia akan berkata, “Me, ingat nenek yah, kangen nenek?” lalu ia akan memeluk saya dan mencium saya berulang kali.
Jika saudaranya nakal kepada saya, maka ia akan mengingatkan kakak atau adiknya tersebut. Supaya tidak boleh bersikap seperti itu dan kasihan dengan Ummi yang tidak punya ibuk lagi. Jadi kita harus menyayangi Ummi.
Athifah selalu diam, jika seketika saya marah jika ia berbuat salah. Athifah yang segera akan membantu saya untuk membereskan rumah , tempat tidur, ruang tamu dan mainanya. Ia melakukan semua itu dengan tertib dan rapi.
Atjifah yang selalu suka makan ayam dan sosis. Athifah yang jika ingin makan, ia selalu bertanya ada makanan apas aja yang bisa dimasak. Setelah itu ia memilih apa yang ingin ia makan, ia meminta saya untuk memasaknya.
Anakku Athifah semoga Allah SWT selalu menjaga mu kelak di dunia dan di akhirat, agar engkau punya masa depan yang baik untuk dirimu, keluarga, bangsa dan agamamu. Seperti keinginanmu untuk bisa bermain di negara bersalju, semoga Allah perjalankan engkau ke sana. Semoga engkau mendapatkan suami dan dikarunia anak dengan keturunan yang shalih. Aamiin.
Athifah Tempat Saya Belajar Bersyukur
Puasa tahun ini ia berpuasa full dan shalat lima waktu dengan tertib. Termasuk mengaji, ia lakukan dengan happy. Meski ada sesekali disertai dengan cemberut, rasa malas, ketiduran dan bahkan tangisan. Namun, secara keseluruhan ia melakukan semua itu dengan sangat baik.
Athifah yang paling sering menghibur saya, jika saya terdiam dan terlihat sedih. Ia akan berkata, “Me, ingat nenek yah, kangen nenek?” lalu ia akan memeluk saya dan mencium saya berulang kali.
Jika saudaranya nakal kepada saya, maka ia akan mengingatkan kakak atau adiknya tersebut. Supaya tidak boleh bersikap seperti itu dan kasihan dengan Ummi yang tidak punya ibuk lagi. Jadi kita harus menyayangi Ummi.
Athifah selalu diam, jika seketika saya marah jika ia berbuat salah. Athifah yang segera akan membantu saya untuk membereskan rumah , tempat tidur, ruang tamu dan mainanya. Ia melakukan semua itu dengan tertib dan rapi.
Atjifah yang selalu suka makan ayam dan sosis. Athifah yang jika ingin makan, ia selalu bertanya ada makanan apas aja yang bisa dimasak. Setelah itu ia memilih apa yang ingin ia makan, ia meminta saya untuk memasaknya.
Athifah paling istimewa, sebab ia punya kakak dan adik |
Anakku Athifah semoga Allah SWT selalu menjaga mu kelak di dunia dan di akhirat, agar engkau punya masa depan yang baik untuk dirimu, keluarga, bangsa dan agamamu. Seperti keinginanmu untuk bisa bermain di negara bersalju, semoga Allah perjalankan engkau ke sana. Semoga engkau mendapatkan suami dan dikarunia anak dengan keturunan yang shalih. Aamiin.
Terima kasih Athifah sudah hadir dan menjadi anak kami yang manis. Alahamdulillah sudah tertib shalat lima waktu dan puasa ramadhan kemarin full serta tidak bikin repot.
Terima kasih Athifah atas kasih sayang dan syukurmu menjadi anak kami, semoga engkau nanti menjadi wanita, istri dan ibu yang baik serta berguna bagi dirimu, keluargamu dan negara ini serta agama Islam. Semoga kita berkumpul di dunia dan akhirat ya Nak, di surga Allah SWT.
Terima kasih sudah berkunjung di blog Keluarga Nawra. Lain waktu datang lagi ya